Keripik Singkong Olahan Desa Ponggang Jadi Favorit Warga Asing

SUBANG – Memiliki potensi kuliner tradisional dengan bercita rasa modern, makanan jenis buatan warga Desa Ponggang ini menjadi salah satu alasan pendatang dari luar daerah yang di rindukan Ponggang. Lokasi Desa Ponggang, di Kecamatan Serangpanjang, Kabupaten Subang.

Keripik yang berbahan dasar singkong itu banyak mendapat respons khususnya dari mahasiswa dalam dan luar negeri yang melakukan penelitian. Penemu cemilan tersebut, Mariam (39) dan Rosmana (50), menceritakan pengalamannya saat ditanyai oleh para mahasiswa berasal dari negara asing.

“Saat mereka bertanya bahan baku keripik ini dengan bahasa inggris, saya bingung apa bahasa inggrisnya singkong. Jadi, saya jawab long potato karena ingatnya kentang dan bentuk nya lonjong,” kata Mariam, Pada Selasa (19/1).

Berkat keramahan dari pasangan suami-istri itu, keripik asal Ponggang bisa mengekspor ke Eropa dan Asia. Ada juga beberapa pendatang dari dalam negeri yang memesan langsung untuk dikirim ke daerahnya.

Produk keripik ini dinamakan Pong’s, nama ini dinamakan oleh pasangan suami-istri ini yang  terinspirasi dari nama tempat desanya. Keistimewaan produk mereka ada pada rasa gurih alami dan bentuknya yang sangat mirip dengan kertas. Cara mengolah keripik ini sangat berbeda dari dari pembuatan keripik singkong biasa, yang menjadi perbedaannya adalah bahan dasarnya yang terlebih dahulu dibuat dari adonan, lalu dipres dengan alat khusus buatan sendiri.

“Awalnya saya mau mempraktikan hasil pelatihan membuat tepung mocaf dari bahan singkong dan tepung pisang. Kebetulan saya ikut pelatihan yang dilakukan LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) sekitar tahun 2013,” katanya.

Selama dua tahun membuat tepung singkong tak juga menguntungkan, ia membuat cemilan tradisional yang berasal dari jawa barat. Setelah melakukan uji coba yang panjang jadilah keripik singkong seperti sekarang. Dari bumbunya tidak memakai MSG, asli rempah-rempah, dan tidak memakai bahan pengawet, keripik ini bisa bertahan lama hingga 4 bulan kedepan setelah produksi.

Namun, pemasaran produk keluar daerah memiliki kendala tempat tinggal yang jauh dari perkotaan. Untuk mengedarkannya ke luar desa, butuh biaya dan distributor. (Mg. 12/wan)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan