Wajib Bawa Sampah Saat Pulang

NGAMPAH– Perhutani Kawasan Pemangku Hutan (KPH) Bandung Utara memberlakukan aturan membawa sampah bagi setiap pengunjung yang akan meninggalkan lokasi wisata alam di bawah pengelolaan Perhutani.

Sampah kantong plastik yang dibawa pengunjung wajib dibawa turun ke pos penjagaan untuk ditukar dengan kartu tanda penduduk (KTP). Jika tidak, petugas maka akan menahan KTP yang ditinggalkan di pos penjagaan.

Asisten Perhutani (Asper) Kepala Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Bandung Utara, Susanto mengatakan semenjak kunjungan wisata dibuka bulan Juni lalu, pihaknya lebih memperketat pengawasan bagi pengunjung dengan mendirikan beberapa posko pengecekan.

“Setelah pengecekan suhu tubuh, wajib masker dan membeli tiket, pengunjung langsung menuju ke lokasi pemeriksaan terakhir. Mereka dicek dan wajib meninggalkan identitas misal KTP, begitu pulang, identitas mereka akan ditukar dengan sampah,” kata Susanto di lokasi, Jumat (21/8).

Dia menyatakan, pemberlakuan aturan tersebut sebagai upaya mengurangi tumpukan sampah di area wisata serta memberikan edukasi bagi pengunjung sehingga lebih peduli akan kebersihan.

“Aturan tersebut berlaku untuk semua pengunjung yang datang ke Geger Bintang Matahari. Jika tidak membawa sampah saat pulang, identitas diri akan ditahan untuk sementara waktu,” bebernya.

Hingga saat ini pihaknya masih membatasi pengunjung hanya untuk yang berasal di wilayah Jabar. Namun demikian, dia mengimbau supaya pengunjung asal zona merah covid-19 seperti dari Bekasi tidak berkunjung terlebih dahulu.

“Kita batasi khusus Jabar dulu, paling jauh Bekasi dan Karawang. Tapi khusus pengunjung dari Bekasi kami imbau jangan dulu lah, karena kemarin statusnya jadi zona merah, kami mohon maaf karena tidak boleh masuk,” ujarnya.

Susanto mengaku, dimasa pandemi jumlah pengunjung Geger Bintang Matahari dibatasi maksimal hanya 1.100 orang termasuk di saat libur panjang seperti sekarang.

“Di hari normal, kunjungan saat weekend bisa mencapai 3 ribu orang tapi sekarang dibatasi hanya 50 persen saja atau sekitar seribuan orang. Kita kendalikan pengunjung di pos tiket, jika sudah full, langsung ditutup dan kita imbau pengunjung mengalihkan ke objek wisata lain,” ungkapnya. (mg6/drx)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan