Usulkan Perda Ramah Lansia

BANDUNG – Pemerintah Kota Bandung sangat serius untuk memberikan perhatian kepada para lanjut usia (lansia). Salah satu bentuk keseriusannya, Pemkot Bandung mengusulkan Peraturan Daerah (Perda) tentang lansia. Saat ini, draft rancangan Perda (Raperda) tengah dalam proses uji publik.

Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana mengatakan, dari 2,5 juta penduduk Kota Bandung, 10 persennya merupakan warga lansia. Mereka harus terus diperhatikan bersama-sama, sebagiannya juga masih butuh perhatian lebih.

”Ada sekitar 40.000an masih membutuhkan perhatian lebih dari Pemkot Bandung melalui Dinsos dan DP3APM. Kita seharusnya membahagiakan para lansia ini seperti keluarga sendiri,” katanya saat menyampaikan sambutan pada Uji Publik Naskah Akademik dan Draft Rancangan Perda Bandung Kota Ramah Lansia di Hotel Grand Pasundan, Kota Bandung, Selasa (28/01).

Yana mengapresiasi kegiatan untuk uji naskah akademik dan rancangan perda Bandung Kota Ramah Lansia tersebut, diharapkan ke depan bisa menjadi pegangan dalam memberikan perhatian dan membahagiakan lansia di Kota Bandung.

”Para peserta dan narasumber juga harus berkontribusi untuk hal positif dalam naskah akademik agar tujuan Kota Bandung menjadi kota yang ramah lansia juga bisa tercapai,” katanya.

Terkait perhatian kepada para lansia, Yana mengaku, berkaca pada ayahnya yang berusia 91 tahun dan ibunya berusia 81 tahun.

”Untuk mengurus para lansia ini, saya juga merasa mengurus keluarga sendiri. Seperti orang tua saya yang perlu ditemani dan bercerita,” ucapnya.

Saat ini, lanjutnya, di Kota Bandung ini ada Sahabat Lansia yang kegiatanya mendampingi para lansia, seperti ada acara di Taman Lansia atau berkeliling Kota Bandung menggunakan Bus Bandros.

”Pemkot Bandung membantu dengan menyediakan angkutan, bahkan pernah para lansia berwisata dengan menggunakan beberapa bus, seperti ke Ciater. Kita berusaha membahagiakannya,” ucap Yana.

Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Masyarakat (DP3APM), Tatang Muhtar mengatakan peningkatan jumlah lansia berpotensi menimbulkan impliksi sosial ekonomi, baik dalam keluarga dan masyarakat.

”Selain itu, kemampuan negara dalam memberikan rehabilitasi lansia dari segi kesehatan dan kesejahteraan sosialnya, faktor usia tersebut akan mengalami proses penurunan, seperti fisik, psikologis, dan sosial,” ucapnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan