Upaya Tumbangkan Politik Dinasti

BANDUNG – Perebutan suara rakyat dalam ajang Pilkada Serentak di Kabupaten Bandung menarik perhatian publik. Lika-liku perjalanan politik berakhir pada Jumat (4/9) lalu setelah resmi mendaftar ke KPU sekaligus momentum dimulainya “perang” untuk meraih kekuasaan.

Tiga pasangan calon bupati dan wakilnya periode 2021-2026 yang siap maju untuk meraih suara rakyat tersebut mulai dari Dadang Supriatna-Sahrul Gunawan (Bedas), Yena Iskandar Ma’soem-Atep Rizal dan terakhir Kurnia Agustina-Usman Sayogi.

Yang menarik ada sosok paslon Kurnia Agustina yang merupakan istri dari Bupati Dadang Naser yang kini menjabat dua periode. Bahkan, sang ayah Teh Nia panggilan akrabnya, lebih dulu dan merupakan mantan Bupati Bandung periode 2004-2009 silam yakni Obar Sobarna.

Pakar Politik dan Ilmu Pemerintahan Universitas Parahyangan (Unpar), Prof Asep Warlan Yusuf menilai, dengan diusungnya pasangan Nia Kurnia Agustina-Usman Sayogi. Partai Golongan Karya (Golkar) sudah memetakan kekuatan pasangan tersebut.

Terlebih, secara kepemimpinan Golkar tengah menduduki singasana kursi Bupati Kabupaten Bandung. Ditambah dengan Usman seorang struktural Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kabupaten Bandung. Sehingga kekuatan pasangan tersebut dari pemilih yang sudah fanatik dan terpetakan.

“Satu di antaranya kekuatan dia adalah pemilih fanatik. Jadi itu sudah dipetakan oleh dia, sejak zaman pak Obar, Dadang Naser dua periode. Ditambah bu Nia juga sudah terpetakan dari orang yang sudah teguh di sana,” kata Prof Asep saat dihubungi Jabar Ekspres, Minggu (6/9).

Pasangangan Nia-Usman pun, kata dia, sudah mempunyai pemilih yang sudah merasakan manfaatnya. Baik objektif maupun subjektif. “Maka, itu bisa dipetakan. Bahkan mudah dipetakan baginya. Sebab, sudah dari periode sebelumnya,” katanya.

Guru Besar Unpar itu menjelaskan, Golkar pun banyak memelihara (komitmen) terhadap tokoh-tokohnya sejak dahulu. Apalagi, ungkap dia, tokoh itu bisa membuat banyak orang mengambil pemilih-pemilih yang mengambang (Netral).

“Nah tokoh-tokoh yang dipeliharanya ‘Dadang Naser’ itu tokoh yang mempunyai pengaruh pada orang-orang netral. Sehingga dapat mempengaruhi suara dalam pemilihan,” jelasnya.

Menurutnya, sumberdaya yang mereka (Nia-Usman) miliki jauh lebih besar dari yang lainnya. Baik sumberdaya sosial maupun politik. Sebab, Golkar di Kabupaten Bandung cukup kuat.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan