Tunjukkan Sikap Toleransi Melalui Perpaduan Budaya

NGAMPRAH– Perayaan Tahun Baru Imlek 2.571 atau shio tikus logam yang jatuh pada Sabtu (25/1), dengan menampilkan atraksi Barongsai dan Liong menjadi momentum sikap toleransi melalui perpaduan budaya.

Hal itu dapat dilihat perpaduan budaya Tionghoa dengan budaya Sunda di objek wisata Dusun Bambu Family Leisure Park di Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat (KBB).

“Pada libur Imlek ini, kami menyiapkan atraksi Barongsai, Liong, dan kaulinan langlayangan selama dua hari, 25-26 Januari 2020. Setiap harinya ada dua kali performance pagi dan sore. Untuk pagi tadi masih oke karena belum hujan, tapi dari siang hingga sore, hujan terus turun,” kata Supervisor Marketing Communication Dusun Bambu, Reza Wediansyah, Sabtu (25/1).

Menurutnya, penampilan atraksi Barongsai dan Liong diagendakan setiap pukul 10.00 WIB dan 14.00 WIB dengan berkeliling ke sejumlah spot kawasan di Dusun Bambu. Sementara untuk kaulinan Langlayangan digelar mulai pukul 10.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB dengan mengambil tempat di wahana Tegal Pangulinan. Dia berharap, dengan adanya hiburan tersebut, pengunjung yang datang ke Dusun Bambu selama libur Imlek bisa meningkat dan terhibur.

Pada perayaan Imlek ini, kata dia, perpaduan konsep budaya dapat dilihat antara budaya Tionghoa dengan budaya Sunda. Hal itu menjadi ciri dari objek wisata Dusun Bambu dengan konsep eduwisata Sunda.

Penampilan kesenian khas Imlek sekaligus menunjukkan sikap toleransi dan keterbukaan masyarakat Sunda terhadap budaya luar. “Tema yang diusung kali ini adalah living in harmony. Kami ingin budaya Sunda yang jadi ciri khas Dusun Bambu, bisa berdampingan dengan berbagai kebudayaan lainnya,” katanya.

Sementara EO sekaligus Direktur Tim Barongsai ‘Sansan’, Sansan Suryapranata mengatakan, penampilan Barongsai dan Liong memang identik dengan Imlek seperti halnya hujan yang selalu turun saat Imlek yang diyakini sebagai berkah dan pembawa rejeki. Atraksi Barongsai yang dibawakan pun, kata Sansan, membawa pesan untuk menyambut musim semi, mendatangkan berkah, sekaligus menolak bala.

“Kami sangat senang bisa tampil di ruang terbuka seperti di Dusun Bambu dengan suasana alamnya yang sejuk. Harapan kami melalui kolaborasi ini, kesenian bisa melestarikan budaya Indonesia dan Cina,” katanya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan