Tujuh Strategi FSH UIN SGD Tingkatkan Daya Saing

BANDUNG – Upaya meningkatkan daya saing, Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati (SGD) Bandung menggelar Rapat Kerja (Raker) bertajuk “Meningkatkan Kualitas Mutu Layanan Akademik dan Penguatan Networking melalui Kebersamaan” yang berlangsung di Krisna Beach Hotel Pangandaran dari tanggal 29-31 Januari 2020.

Wakil Rektor 1 UIN SGD  Bandung Prof Rosihon mengatakan, dalam meningkatkan kualitas mutu dan daya saing perguruan tinggi, pihaknya membuat tujuh strategi pengembangan yaitu, konsentrasi jaminan kualitas dalam pendidikan, sentaralisasi data digital, khidmah digital, akselerasi dosen dan civitas akademik, etika akademik berbasis wahyu, inovatif dan progresif, dan melakukan jejaring University Asia Tenggara.

“Alhamdulillah, 7 program Studi Fakultas Syariah mendapatkan nilai A. Meskipun mendapatkan akreditasi A, tidak semuanya bisa diajukan untuk memperoleh AUN QE. Jurusan Perbandingan Madzhab dan Hukum menjadi percontohan di Fakultas Syariah yang akan diajukan akreditasinya ke level Asia Tenggara,” ungkap dia.

Menurutnya, peningkatan layana akademik menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari mutu pembelajaran, sehingga diharapkan dapat melahirkan lulusan yang unggul dan kompetitif dalam bingkai wahyu memandu ilmu (WMI).

“Untuk tahun ini segala kebijakan rektor direalisasikan melalui program kerja berbasis digital, mulai dari aplikasi Salam, Sistem Informasi Pegawai sudah online, LKD, BKD online, LCKH online,  digitalisasi data, percepatan guru besar, sampai pada peningkatan publikasi, HKI. Semua ini dilakukan dalam kerangka peningkatan mutu, kualitas perguruan tinggi menuju world class university (WCU),” jelasnya.

Dekan FSH, Dr H Fauzan Ali Rasyid menambahkan, Raker 2020 ini berusaha untuk meningkatkan kualitas mutu layanan akademik yang berbasis teklonogi.

“Melalui leuit digital yang memuat persoalan istinbath, iqtishod, qadha, jinayah, qonun, siyasah. Semuanya serba digital yang diharapkan dapat menumbuhkan minat mahasiswa, dosen untuk belajar dan mengkaji istinbath, siyasah. Sementara, khidmah digital yang memuat Usulan Penelitian, Kompre dan Sidang Munaqosah menggunakan teknologi,” jelasnya.

Mengenai akselerasi dosen dan civitas akademika dapat dilakukan melalui program visiting lecture, geust lecture dan pelatihan civitas akadmika dalam rangka menciptakan budaya kerja modern. “Sedangkan untuk etika akademik berbasis wahyu harus dimulai dari etika perkuliahan, bimbingan, penilaian dan tanggung jawab moral akademik. Saya berharap tidak hanya kecerdasan yang diunggulkan, tapi barus dibarengi dengan akhlak karim,” pungkasnya. (tur)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan