Tolak Disebut Masuk Zona Merah, Pedagang Buka Paksa Penutupan Jalan

BANDUNG – Ratusan pedagang Pasar Baru melakukan unjuk rasa memprotes adanya sistem buka tutup jalan pada Senin (28/9). Tak hanya itu, mereka juga membuka paksa jalan Otto Iskandar Dinata yang sedang ditutup oleh Pemkot Bandung.

Koordinator Pedagang Pasar Baru, Lutfi mengatakan, aksi tersebut dilakukan lantaran aspirasi para pedagang tak pernah didengar oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung.

“Ditutup sama pemerintah, tidak pernah didengar. Makanya hari ini turun ke jalan, jalan harus dibuka apapun resikonya,” tegasnya kepada wartawan di Jalan Otista, Senin (28/9).

Lebih lanjut Lutfi menegaskan, pihak merasa lelah karena surat keberatan yang dilayangkan terkait penutupan jalan tak digubris oleh Pemkot Bandung.

“Setelah ditutup mau minta diskon servis dan listrik saja tidak didengar, kami sudah cape melayangkan surat secara proporsional tidak pernah didengar makanya hari ini kami turun ke jalan,” jelasnya.

Saat aksi berlangsung, Lutfi mengatakan aksi tersebut merupakan aksi damai dan tidak terdapat tindakan anarkis atau kekerasan.

“Hari ini kami bisa mengendalikan bahwa teman-teman berusaha tidak ada anarkis, tidak ada kekerasan,  kalau mau ditutup dari jam 5 sore sampai jam 8 pagi,” ungkapnya.

Para pedagang yang tergabung dalam aksi tersebut saling bersautan meneriakkan kekesalannya. “Kita udah enggak tahan, kita mau bangkrut.” Pedagang lainnya juga turut mengatakan hal serupa dengan suara yang lantang.

“Jalan enggak dibuka ora makan, kami butuh makan,” teriaknya.

Menurut Lutfi, sedikitnya terdapat tiga tuntutan yang diungkapkan para pedagan dalam aksi tersebut. Pertama, menuntut pembukaan akses Jalan Otista, Jalan ABC, dan Jalan Cikapundung. Kedua, meminta pihak swasta untuk mengambil alih  pengelolaan Pasar Baru, terakhir terkait pemberitaan zona merah di Pasar Baru yang dinilai merugikan

“Jangan diberitakan media bahwa pasar baru ini masuk zona merah, Pasar Baru aman Kota Bandung aman jangan diberitakan lagi bahwa orang luar tidak boleh masuk Kota Bandung itu sangat merugikan kami,” tuturnya.

“Mendingan kami berantam dengan kalian pemerintah dari pada kami berantem dengan perut karna kami kelaparan dirumah. Posisi kami lebih dari pada buruh hari ini, dapat hari ini untuk makan malam,” tandasnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan