Terdampak Pandemi Covid-19, Jepang Batal Gelar MotoGP 2020

JAKARTA – Terdampak pendemi covid-19, Pengelola Sirkuit Twin Ring Motegi, terpaksa membatalkan GP Jepang dari kalender MotoGP tahun ini.

Sirkuit Twin Ring Motegi, yang telah ada di kalender MotoGP sejak 1999, seharusnya menggelar balapan kandang bagi tim Honda, Yamaha dan Suzuki itu pada 18 Oktober mendatang. Dengan keputusan tersebut, maka Jepang akan absen dari kalender MotoGP untuk pertama kalinya sejak 1986.

”Situasi di Jepang dan Eropa tak bisa diprediksi dan akan ada perpanjangan larangan perjalanan. Sebagai hasil diskusi dengan Dorna… kami sepakat jika kami tak punya pilihan selain membatalkan GP Jepang,” kata president Mobilityland Corporation Kaoru Tanaka seperti dikutip laman resmi MotoGP.

Sementara itu, CEO Dorna Sports Carmelo Ezpeleta menyatakan jika, ”MotoGP sedang bekerja keras untuk bisa memulai kembali musim balapan dan menggelar sebanyak mungkin ajang, dan dengan cara seaman mungkin,” jelasnya.

Oleh karena alasan tersebut, FIM dan Dorna, dalam konsultasi bersama IRTA dan MSMA, telah memutuskan jika hingga pertengahan November, MotoGP akan tetap di Eropa untuk menggelar sebanyak mungkin ajang di benua itu, kata Ezpeleta.

”Ajang di luar wilayah, jika memungkinkan semua, akan dijadwalkan setelah pertengahan November, yang akan terlalu terlambat di tahun ini bagi Motul Grand Prix Jepang untuk digelar,” tuturnya.

Musim balapan MotoGP terpaksa tertunda karena krisis kesehatan global tahun ini, namun penyelenggara berharap bisa memulai musim kompetisi pada Juli nanti di Jerez, Spanyol, meski tanpa penonton.

Sebelumnya, FIM, IRTA, dan Dorna Sports memutuskan, ajang MotoGP Inggris dan Australia musim baru ini resmi dibatalkan. Pembatalan tersebut, dampak pandemi covid-19 yang  masih menjadi masalah besar di banyak negara di dunia. MotoGP Inggris sejatinya dilangsungkan pada 28 sampai 30 Agustus di Sirkuit Silverstone. Sementara MotoGP Australia bakal digelar di Sirkuit Phillip Island pada 23-35 Oktober.

CEO Dorna Sports, Carmelo Ezpeleta mengungkapkan, bahwa masalah yang dialami MotoGP di tengah pandemi virus Corona bukan sekadar isu kesehatan dan kekhawatiran penularan. Melainkan juga, soal bagaimana mengangkut ratusan ton beragam kebutuhan tim dari satu negara ke negara lain.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan