Telan Anggaran 315 Miliar, Proyek Pembangunan RSUD Soreang Jangan Asal-asalan

SOREANG – Wakil Bupati Gun Gun Gunawan menginginkan proses pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soreang tidak boleh asal-asalan. Meski progresnya dimulai sejak Mei 2019 Namun, progress pembangunan baru 35 persen.

Dia menekankan kualitas pembangunan harus sesuai spesifikasi yang telah ditentukan dalam pelelangan. Sebab, proyek tersebut bersumber dari APBD Kabupaten Bandung.

’’Jadi jangan sampai pengerjaan proyeknya asal-asalan. Makanya sejak dari ground breaking, pengerjaannya kita pantau terus,” ucap Wabup Gun Gun didampingi Direktur Utama RSUD Soreang Iping Suripto W, belum lama ini.

Gun Gun mengatakan, anggaran yang dialokasikan untuk pembangunan RSUD Soreang menalan biaya Rp. 315 miliar dengan luas bangunan 33.918,21 meter persegi (m2) di atas lahan seluas 63.000 m2.

’’ Prosesnya dilakukan dengan kontrak multi years (tahun jamak). Dan terus dilakukan percepatan dari sisi pengerjaan,’’kata dia.

Dia memaparkan, pihaknya menargetkan pembangunan selesai November tahun ini harus selesai.  Sehingga, secara teknis harus ada upaya-upaya percepatan.

’’Tentunya tanpa mengurangi kualitas dari bangunan itu sendiri,” cetus dia.

Sementara itu, Anggota Komisi IX DPR RI Adang Sudrajat yang ikut mendampingi, menambahkan, secara keseluruhan, desainnya sudah sesuai dengan rumah sakit kelas internasional.

Dia menyatakan siap membantu, untuk memfasilitasi pengajuan kepada pemerintah pusat terkait pengadaan peralatan medis.

“Kita coba cari anggaran, untuk bisa melengkapi peralatan medisnya.” ucapnya.

Dengan kapasitas 314 tempat tidur, kata Adang, RSUD Soreang cukup memenuhi syarat menjadi rumah sakit Tipe A. Namun untuk menjadi rujukan di tingkat regional, perlu dilakukan penyesuaian dari kelengkapan fasilitas.

“Menurut permenkes (peraturan menteri kesehatan) yang sekarang, dengan jumlah 314 tempat tidur, ini kurang lebih Tipe A. Dalam aturan permenkes baru, untuk Tipe A tidak melihat dari kelengkapan fasilitas. Tapi permen nya sendiri masih diolah, paling sedikit Tipe B. Yang jelas bukan C,” pungkas Adang. (rus/yan).

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan