Tanah Papua Mutiara Hitam yang Berkilau Dikala Negara Terbenam

Dampak Covid-19 yang melanda Indonesia selama beberapa bulan ini telah mengakibatkan kerugian yang sangat besar terhadap negara khususnya pada sektor perekonomian.

Disaat banyak orang yang merasa pesimis dengan kondisi saat ini, pemerintah melalui Satgas penanganan Covid-19 meyakinkan masyarakat bahwa kunci keberhasilan dari wabah pandemi ini adalah kedisiplinan akan kesehatan diri dan juga kepercayaan penuh masyarakat terhadap kinerja pemerintah.

Meski Isu resesi telah terpampang di depan mata pemerintah meyakini bahwa dengan potensi yang dimiliki Indonesia, pemerintah dapat mengangkat kembali negara ini dari keterperukan ekonomi.

Disaat negara-negara besar layaknya amerika serikat, jerman, perancis, italia, korea selatan dan negara besar lainnya telah resmi terjerembab dalam jurang resesi, Indonesia tidak serta merta mengekor dibelakangnya, hal ini dikarenakan kepercayaan diri pemerintah terhadap konsumsi rumah tangga di 34 provinsi yang ada.

Sektor konsumsi rumah tangga menjadi harapan dan juga solusi utama pemerintah agar negara tidak terjerembab dalam jurang resesi.

Dikutip dari Kumparan.com, Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) menilai bahwa sektor konsumsi rumah tangga menjadi kunci pendorong pertumbuhan ekonomi negara di tengah bayang-bayang resesi.

Seperti yang kita ketahui bersama dalam konsep ketahanan nasional perekonomian memegang peranan penting agar suatu negara dapat tetap stabil dan tidak goyah, oleh karenanya Pemerintah berupaya keras agar perekonomian tetap stabil dan juga terjaga.

Indonesia memiliki 34 provinsi yang terbentang dari sabang hingga merauke dan ke- 34 provinsi tersebut tengah berjuang keras agar masing-masing provinsinya tidak mengalami penurunan kinerja perkonomian.

Baru-baru ini Presiden Jokowi mengumumkan kepada publik terkait capain kinerja perokonomian yang didapat dari masing-masing provinsi di Indonesia.

Dikutip dari TEMPO.CO, Presiden Jokowi menyatakan bahwa hampir seluruh provinsi di Indonesia mencatat kinerja ekonomi negatif. Pada kuartal II 2020, hanya Papua dan Papua Barat yang terhindar dari kontraksi ekonomi. Pertumbuhan perekonomian Papua mencapai 4,25 persen dan Papua Barat 0,25 persen.

Hal ini membuktikan bahwa disaat banyak provinsi yang terbenam perekonomiannya hanya Papua dan Papua Barat yang perkonomiannya dapat bangkit dan menunjukan kilaunya. Capaian yang berhasil dilakukan oleh Provinsi Papua dan Papua Barat ini dibantu oleh peningkatan hasil produksi komoditas tambang seperti nikel, bijih tembaga dan emas.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan