Survei Tekanan Sosial

Robert mengungkap sisi kelemahan jajak pendapat dari umumnya lembaga survei. Kalau saja tidak ada faktor ‘tekanan sosial’ memang itu bukan kelemahan. Tapi mengingat di zaman Trump ini tekanan sosial begitu beratnya, metode jajak pendapat yang biasa menjadi lemah.

Misalnya: begitu banyak pertanyaan yang dititipkan di survei itu. Yang kadang responden curiga jangan-jangan itu bisa mengungkap identitas mereka.

Banyaknya pertanyaan itu juga membuat responden agak ogah-ogahan. “Misalnya jam 8 pagi sudah ditelepon oleh lembaga survei. Hanya pengangguran yang mau menyiapkan waktu begitu banyak. Selebihnya langsung mengatakan tidak mau jadi responden,” ujar Robert seperti dipublikasikan di berbagai media di Amerika.

Akibatnya, kata Robert, tidak bisa diperoleh responden yang mewakili realitas masyarakat.

Itu berbeda dengan yang ia lakukan. Yang pertanyaannya dibuat sangat sedikit dan sederhana. Benar-benar hanya untuk tujuan melihat hasil Pemilu ini. Tidak dititipi dengan pertanyaan-pertanyaan strata ekonomi atau latar belakang politik yang rumit.

Kali ini pun hasil survei Robert mengatakan Trump akan menang. Tentu yang menentangnya sangat banyak. Misalnya: Hillary dulu kalah karena jadi mata pemilih orang tua dan pemilih laki-laki memang kalah. Sedang hasil survei terhadap Joe Biden sekarang sudah menang di segmen itu.

Demikian juga Michigan dan Pennsylvania. Kini seperti sudah dipastikan kembali ke pangkuan Demokrat.

Tapi Robert menemukan kenyataan yang berbeda. Kita pun bisa taruhan, siapa yang menang: Robert atau lembaga survei lainnya.

Saya pun menghubungi teman saya di Los Angeles. Ia lahir di Indonesia. Orang tuanya lahir di Tiongkok. Ia sendiri sudah warga negara Amerika.

Sebagai warga Amerika ia ingin Amerika terus jaya. Sebagai pengusaha ia tidak mau upah minimum naik terus. “Dari situ Abang Dahlan tahu saya pilih siapa,” jawabnya.

“Hidup Trump!” balas saya di WA yang sama.

Rupanya perasaan seperti itu yang dideteksi Robert. Biden memang menegaskan itu. Termasuk di debat terakhir Calon Presiden minggu lalu. “Upah minimum harus 15 dolar/jam,” tegas Biden. “Kalau di bawah itu berarti di bawah garis kemiskinan,” tambah Biden.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan