SMA/SMK di Empat Kecamatan KBB Siap Gelar Sekolah Tatap Muka

CIPATAT – Sebanyak dua puluh tujuh SMA dan SMK di empat kecamatan di Kabupaten Bandung Barat (KBB) siap menjalankan kegiatan belajar mengajar tatap muka per 18 Agustus mendatang.

Saat ini, kesiapan protokol kesehatan baik fasilitas maupun teknis tengah dikebut. Kesiapan handsanitizer, tempat cuci tangan, dan kapasitas kelas sedang dimatangkan.

“Kesiapan saat ini sedang terus dikebut. Dalam satu minggu ini kami sedang maraton, kita juga rencananya bakal melakukan simulasi. Insyaallah semua sekolah di 4 kecamatan KBB itu siap,” ujar Kepala Kantor Cabang Dinas (KCD) Wilayah VI Dinas Pendidikan Jawa Barat, Ester Miori Dewayani, Rabu (5/8)

Ester mengatakan, dari laporan yang masuk, tercatat sudah ada empat kecamatan di Kabupaten Bandung Barat yang siap menggelar sekolah tatap muka di tengah pandemi Covid-19.

Kecamatan yang dibolehkan menggelar pembelajaran tatap muka yakni yakni kecamatan yang wilayahnya masuk ke zona hijau Covid-19 antara lain Kecamatan Cipendeuy, Sindangkerta, Rongga, dan Gununghalu.

Meski ditargetkan berjalan mulai 18 Agustus, pembelajaran tatap muka di Bandung Barat wajib memenuhi beberapa persyaratan yang ketat. Sekolah tidak hanya cukup berpegangan pada status daerah yang berada di zona hijau, kesiapan tenaga pengajar dan fasilitas belajar juga harus terpenuhi.

“Kalau pun benar masuk zona hijau, SMA/SMK itu tidak bisa langsung membuka pendidikan tatap muka, kita harus lapor ke satgas Covid-19 wilayah karena para guru yang mengajar usianya maksimal 45 tahun dan sudah melakukan tes bebas Covid-19,” jelasnya.

Beberapa hal yang juga harus diperhatikan oleh sekolah yakni desain ruang kelas yang jumlah siswanya maksimal 13 orang. Selain itu, meja siswa juga bakal dilengkapi penghalang untuk mencegah adanya penularan.

“Kita juga harus melakukan setting ulang ruangan kelas, siswa dan guru harus memakai masker, face shield, dan meja dilengkapi penghalang plastik transparan,” kata Ester.

Ester menambahkan, sekolah juga harus memastikan berjalannya sistem giliran atau sif berjalan untuk mengurangi padatnya kerumunan. Bisa jadi, lanjut dia dalam satu minggu tidak seluruh siswa bisa tatap muka. Sebagian siswa mungkin juga menjalankan pembelajaran daring.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan