Siswa SMAN 27 Diajari untuk Bertani

BANDUNG –Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri (SMKN) 27 Kota Bandung diajari untuk budidaya pertanian. Dengan program Tani Mas (Pertanian Masuk Sekolah), siswa SMAN 27 menghasilkan satu ton lebih mentimun selama tiga bulan bertani.

Sekolah yang terletak di Jalan Utsman bin Affan nomor 1, Gede Bage itu memiliki luas lahan 3.8 hektare. Sehingga tak heran jika di awal tahun 2020, siswa SMAN 27 berhasil menerapkan program Tani Mas.

Humas SMAN 27 Bandung Ati  Hadiati mengatakan, program Tani Mas ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan siswa khusunya dalam dunia pertanian.

“Adapun tujuannya dari program ini meningkatkan pengetahuan siswa tentang pertanian, pemanfaatan lahan untuk memenuhi kebutuhan sayuran internal. Mulai dari penanaman, pemeliharaan, panen, sama pasca panen dilakukan oleh siswa dengan bantuan penjaga sekolah,” ujarnya kepada Jabar Ekspres, Kamis (19/3).

Program Tani Mas ini sudah dilaksanakan pada bulan November 2019 hingga Januari 2020. Dalam menjalankan program Tani Mas, pihaknya kata Ati, mendapatkankan pendampingan dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP). Sehingga tak menutup kemungkinan program Tani Mas yang sudah dilakukan tersebut dapat berlanjut.

“Dengan adanya program ini, kita juga membentuk ekstrakurikuler pertanian. Tanaman yang kemarin berhasil dipanen itu ketimun, pakcoy dan kangkung, jadi yang masa tanamnya sebentar. Nanti dijual ke guru dan siswa, kecuali ketimun itu kita jualnya ke luar karena hasilnya sampai berapa ton gitu,” ujarnya.

Selain berhasil menerapkan program Tani Mas, sekolah yang sudah berdiri sejak 2006 ini juga membentuk tiga ekstrakurikuler. Progran non kurikulum itu diharapkan mampu meningkatkan kompetensi siswa khususnya setelah lulus sekolah. Ekskul tersebut antara lain tata boga, tata busana, dan tata rias. Ketiga ekskul tersebut juga sudah terintegrasi dengan mata pelajaran Pendidikan Kewirausahaan

Tak hanya itu, SMAN 27 Bandung juga selalu mengadakan kegiatan Market Day per semester. Di sini lah siswa bisa mengembangkan potensinya untuk menjadi entrepreneur.

“Seperti bazar gitu sih bentuknya, termasuk ke dalam mata pelajaran Pendidikan Kewirausahaan. Biasanya kita Market Day itu setiap setahun dua kali, saat pembagian raport misalnya. Kegiatan ini juga termasuk ke dalam penilaiaan Pendidikan Kewirausahaan,”  tandasnya. (mg7/tur)

Tinggalkan Balasan