Selaraskan Passion dan Ketekunan, Kunci Sukses Manna Healthy Bakery

BANDUNG – Tak ada yang mudah dalam membangun bisnis jika tidak dibarengi dengan kesabaran dan ketekunan. Tak jarang, belum genap setahun, usaha sudah tinggal cerita. Jika Jenny, sang perintis bisnis roti “Manna Healthy Bakery”, hanya mengandalkan passion-nya, mungkin bisnisnya akan bernasib sama.

Jenny mengaku tidak memiliki latar belakang atau pengalaman berbisnis. Awal mula dirinya terjun ke bidang ini juga sangat tidak mulus. Jenny mengisahkan, setelah menikah tiga tahun lalu, dirinya langsung menjadi ibu rumah tangga. Namun, ia ingin tetap produktif dengan mencoba melamar pekerjaan, tapi masih kurang beruntung.

Jenny juga sempat berbisnis baju dan buah-buahan secara online, tapi sayangnya juga tidak berjalan mulus. Jenny mencari cara agar tetap produktif sebagai ibu rumah tangga, akhirnya ia memutuskan membuat roti dan kue, yang menjadi hobinya juga. Jenny yang gemar berolahraga, lantas membawa makanan buatannya ke gym tempat ia biasa berolahraga. Roti dan kue buatannya dia bagikan kepada teman-temannya.

“Awalnya cuma sekadar bagi-bagi. Ternyata bakery-nya banyak yang suka. Beberapa waktu kemudian, teman-teman saya mulai mesen, dan suka memaksa untuk di buatkan. Bahkan ada yang bilang ngidam banget. Akhirnya iseng-iseng deh dibikinin. Dari sana saya buat lagi. Bakery dan cake yang saya buat, saya upload di Instagram. Eh responnya banyak banget. Saya sampai enggak tidur tiga hari,” ujarnya sambil tertawa.

Roti dan kue buatan Jenny berbeda dari produk serupa. Jenny membuat roti dan kue dengan kualitas premium dan mementingkan unsur kesehatan bagi para penikmatnya. Bahan-bahan adonan roti dan kuenya rendah gula dan tidak menggunakan pengawet.
Sangat bermanfaat bagi para pembeli.

Melihat adanya potensi bisnis ini, Jenny akhirnya fokus memproduksi roti untuk dijual sejak akhir 2018. Namun, di lima bulan awal berbisnis, Jenny mengaku banyak sekali dinamika yang terjadi. Dia hampir menyerah.

“Selama lima bulan awal, saya buat segala sesuatunya sendiri. Saya jadi admin, packing, bikin bakery dan cake-nya, pengiriman sama saya juga, semuanya sendiri. Jadi sempat ingin berhenti juga karena capek, tapi saya coba bertahan. Ternyata membuat usaha bakery tidak gampang. Awalnya yang saya tahu, bikin bakery itu cuma lewat oven sama

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan