Sekolah SMA/SMK di Jabar Siap Produksi Hand Sanitazer Secara Masal

BANDUNG – Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat Dewi Sartika mengatakan ada belasan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK/SMA) di Jawa Barat yang membuat Hand Sanitazer dengan kapasitas 100 Liter perhari.

Hand Sanitezer dibuat karena tingginya permintaan masyarakat di tengah Pandemik wabah Covid-19.

“Mereka itu pada membuat dan mereka akhirnya menjual, terutama memang banyak pesenan. Cuman upaya saya hanya menginventarisir,” ucap Ikeu sapaan akrabnya saat dihubungi di Bandung, Minggu (22/3).

Diketahui sebelumnya, pembuatan Hand Sanitazer itu tidak hanya untuk sekolah saja, melainkan untuk dijual kepada masyarakat yang membutuhkan dengan harga tejangkau murah ditengah langkanya barang itu.

Ikeu memastikan, pembuatan Hand Sanitazer tersebut melalui berbagai riset kesehatan sehingga aman digunakan serta sesuai dengan standar industri.

Tak kalah penting, Hand Sanitazer yang dikelola para siswa SMK di Jawa Barat itu pun sudah mempunyai sertifikat dalam memproduksi.

Kendati begitu, salah satu kendala yang dihadapi para siswa adalah kurangnya bahan baku. Sehingga, produksinya masih terbatas.

’’Baru 100 liter perhari ada yang juga sudah sertifikasi dan sebagainya gitu,” katanya.

Menurutnya, rata-rata Produksi Hand Sanitazer 100 liter perhari, jadi untuk 13 Sekolah sebanyak 1.300 perhari, kemudian dibuat dalam botol spray yang berisi 250 ml, sehingga menjadi 5.200 botol perhari.

Ikeu sangat mengapresiasi aktivitas para siswa SMA/SMK membuat Han sanitizer ini Sebab, dengan begitu, secara tidak langsung mereka membantu pemerintah dalam melawan covid-19.

Dinas pendidikan selama ini, belum menginstruksikan npara siswa membuat Hand Sanitizer, kebanyakan meruopakan inisiatif pihak sekolah dan para siswa.

“Jadi silahkan mereka memproduksi, artinya masyarakat yang membutuhkan mereka memproduksi tidak terlalu mahal harganya ada juga yang beri tahu jumlah pengeluarannya segini mereka hanya ngambil untuk beli botol beli apa gitu aja,” katanya.

Kendati begitu, kedepan rencanannya bisa tinggal di organisir bersama pemerintah, sehingga kapasitas produksi dan kualitas bisa meningkat.

“Jadi begini, selama mereka melakukan kegiatan belajar di rumah Disdik Jabar selalu merekap hasil kegiatan dan prosesnya, Sebab, berdasarkan tingkat kebutuhannya setiap sekolah itu berbeda-beda,’’pungkas Ikeu. (mg1/yan)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan