Sanghyang Heuleut, Wisata Alami Danau Purba di Bandung Barat

RAJAMANDALA – Tak ada yang menyangka jika dibalik deru mesin pembangkit listrik PLTA Saguling, Kabupaten Bandung Barat, terdapat surga wisata tersembunyi. Namanya Sanghyang Heuleut.

Sanghyang Heuleut adalah surga wisata tersembunyi yang berada di Rajamandala Kulon, Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Keindahan danau kecil dengan air berwarna hijau yang dikelilingi bebatuan besar itu sangat cocok dijadikan destinasi wisata di KBB, selain Lembang.

Sanghyang memiliki arti ‘sesuatu yang dianggap suci’ dan heuleut berarti ‘selang antara dua waktu’.

Konon katanya wisata itu dulunya dijadikan tempat mandi bidadari, maka Sanghyang Heuleut diartikan tempat suci yang dikunjungi bidadari yang memiliki waktu berbeda dengan manusia.

Tempat wisata yang berada di tengah hutan dan diapit tebing itu merupakan danau purba yang merupakan hasil letusan Gunung Api Purba yang bernama Gunung Sunda. Peninggalan itu bisa dilihat dari bebatuan besar dan menjulang tinggi.

Selain bebatuan besar, terdapat saluran air terjun kecil yang mengalir dari Sungai Citarum Purba. Aliran Sungai Citarum Purba itulah yang mengairi danau hijau Sanghyang Heuleut.

Kemudian, bagi Anda yang ingin berpetualang ke Sanghyang Heuleut, sebaiknya menyiapkan kondisi fisik yang fit dan prima. Sebab, dari lokasi parkir dan loket pembayaran yang berada di sekitar PLTA Saguling, Anda harus menempuh perjalanan sejauh 5 kilometer.

“Kalau diwaktu, tadi jalan kaki itu sekitar satu jam dari tempat parkir. Lumayan lelah juga,” ujar Bayu Rohman, wisatawan asal Kota Bandung, belum lama ini.

Perjalanan menyusuri setapak landai dan menurun tajam di tengah hutan yang masih alami menemani hingga tujuan.

Berbagai jenis flora sedikitnya mengurangi panasnya perjalanan ditambah keringat yang mengucur.

Selepas melewati turunan, suguhan aliran sungai yang jernih dan bebatuan akan menyambut perjalanan Anda.

Ada pula warung milik warga setempat. Itu belum sampai ke danau yang dituju, sebab Anda harus melanjutkan perjalanan dengan menelusuri pinggiran tebing kawasan hutan.

“Tadi sangat capek. Tapi pas sampe sini, terbayar semuanya. Saya gak bisa renang, tapi tergoda sekali ingin renang karena airnya jernih. Jadinya sewa pelampung,” kata Bayu.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan