Salah Siapa

Tidak ada penjelasan dari Tiongkok: mengapa lab di Shanghai itu tiba-tiba ditutup. Hanya dua-tiga hari setelah data itu dibuka ke dunia internasional.

Lab di Shanghai itu semula menjadi pusat informasi dunia soal Covid-19. Tiba-tiba saja ditutup. Tidak ada lagi yang bisa menghubunginya.

Tidak hanya itu.

Tiongkok juga menolak kedatangan tim dokter Amerika. Yang niatnya untuk membantu mengatasi wabah di Wuhan.

Amerika terus mendesak agar tim medis mereka boleh datang ke Wuhan. Benar-benar untuk membantu Tiongkok –yang mestinya kewalahan.

Tapi Tiongkok tetap menolak tawaran itu.

Amerika sangat marah atas penolakan itu. Perang dagang merembet ke perang soal wabah. Menjadi ‘api dalam sekam’. Membuat Amerika mendidih di dalam sekam itu. Mungkin mirip mendidihnya hati Rahwana saat melihat putrinya, Dewi Shinta, dibiarkan merana di dalam hutan oleh suaminya: Rama.

Maka Rahwana pun menculik putrinya itu untuk dibawa pulang ke Alengka. Shinta lantas ditaruh manis di istana. Sampai kemudian diculik lagi oleh Hanoman.

Tapi Amerika tidak perlu menculik apa pun. Kalau pun tidak mendapat sampel virus dari Wuhan toh ada cara lain. Kan sudah ada orang Amerika yang pulang dari Wuhan dengan membawa Covid-19.

Bukankah sampel bisa didapat dari orang pertama terinfeksi Covid-19 yang pulang ke Seattle itu?

Sebaliknya aneh juga mengapa Tiongkok tidak mengizinkan tim dokter Amerika menolong Wuhan? Padahal Tiongkok mengizinkan tim dokter dari Perancis dan negara Eropa lainnya untuk membantu. Adakah itu ada hubungannya dengan bunyi tweet dulu itu? Yang diunggah oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok itu? (Lihat DI’s Way: Tuduhan Konspirasi).

Yang mengatakan Covid-19 sebenarnya dibawa masuk ke Wuhan oleh tentara Amerika. Yakni tentara yang ikut pekan olahraga militer dunia di Wuhan pada Oktober 2019.

Amerika sebenarnya juga punya diplomat khusus untuk penyakit menular. Yakni orang Amerika yang ditugaskan di Beijing. Khusus untuk bekerja sama dengan lembaga Tiongkok di bidang penyakit menular.

Nama diplomat itu: Dr Linda Quick. Dia ahli virus dan wabah. Dia ahli yang bekerja untuk badan penanggulangan virus dan wabah di Amerika. Selama bertugas di Beijing dia selalu bekerjasama dengan ahli wabah Tiongkok.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan