Ramai-Ramai Kritik Ceramah Habib Rizieq

JAKARTA – Ceramah Habib Rizieq Shihab pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Petamburan, Jakarta Pusat menuai kritik. Sebab pada acara tersebut, Habib Rizieq menyebut-nyebut kata lonte.

Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid menyesalkan ceramah Habib Rizieq yang menyebut ‘lonte’ di panggung acara Maulid Nabi. Seharusnya di acara tersebut, setiap ulama memberikan contoh yang baik, seperti yang diajarkan Nabi Muhammad SAW.

“Seharusnya, setiap tokoh masyarakat memberikan contoh yang baik kepada pengikutnya, baik ucapan maupun tindakan. Ulama sebagai pewaris nabi, harus mencontoh akhlak nabi yang selalu menghormati dan memuliakan orang lain, meskipun orang tersebut berbeda keyakinan bahkan orang tersebut sering menghina, merendahkan (meludahi), dan memusuhinya,” ucap Zainut dalam keterangannya, Senin (16/11).

Dia juga meminta agar antartokoh tidak saling menghujat. Para tokoh seharusnya memberikan pesan-pesan ceramah secara santun.

“MUI mengajak semua pihak hendaknya bisa menahan diri untuk tidak saling menghujat dan saling mencela karena hal tersebut bukan akhlak nabi. Kami juga mengimbau kepada semua mubaligh, dai, dan tokoh agama agar dalam menyampaikan pesan-pesan agama dengan menggunakan bahasa yang santun, akhlak yang baik dan tidak melanggar norma hukum dan susila,” kata Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu.

Dia mengajak antartokoh untuk saling mengingatkan dalam kebaikan.

“Mari kita saling mengingatkan atau berwasiat, baik dalam hal kebenaran maupun kesabaran, demi menjaga ukhuwah atau persaudaraan, baik persaudaraan keislaman maupun kebangsaan,” katanya.

Kritik juga datang dari wadah habib se-Indonesia, Rabithah Alawiyah. Dia menilai kata-kata lonte tidak pantas dilontarkan Habib Rizieq.

“Tentu perkataan yang disampaikan itu tidak elok, apalagi dalam forum seperti itu,” kata Divisi Humas Rabithah Alawiyah dalam keterangannya.

Dalam keterangannya, Rabithah Alawiyah ingin melakukan tabayun, meminta penjelasan kepada Habib Rizieq atas apa yang diucapkan pada momen peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW itu.

“Memang, apa pun konteks dan background-nya, itu tidak elok disampaikan, apalagi oleh seseorang yang memiliki banyak pengikut, panutan, yang tentu memuat tanggung jawab lebih,” katanya.

Seorang tokoh panutan seharusnya berbicara sesuai norma yang baik. Terlebih lagi, Rizieq berbicara dalam forum keagamaan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan