PSBB THH

Itulah pabrik irradiasi –fasilitas untuk mematikan virus, bakteri, dan segala macam kuman. Banyak negara maju mensyaratkan bebas bakteri/virus/kuman untuk barang yang mereka impor.

Buah tropik yang kita ekspor pun akan lebih awet bila dilewatkan mesin irradiasi itu –tanpa menggunakan kimia.

Pabrik seperti itu cita-cita lama saya. Agar ekspor kita lebih bisa digalakkan. Dan agar penggunaan kimia bisa berkurang –misalnya untuk popok bayi. Selama ini kimia banyak digunakan karena fasilitas seperti ini tidak ada. Padahal di Tiongkok –yang gila ekspor itu– setiap kota pasti memilikinya. Di satu kota Shanghai saja ada 50-an fasilitas irradiasi.

Kembali ke PSBB.

Ups…

Ketaatan saya rasanya hanya 87 persen. Sudah lebih tinggi dari rata-rata 70 persen tadi. Saya total makan di rumah –kebetulan istri hobi masak. Cukur rambut pun oleh anak wedok –sekalian agak digundul.

Jadi, diperpanjang atau tidak?

Di Tiongkok memang sudah nyaris tidak ada lagi penderita baru. Beberapa hari terakhir ini. Tapi panti pijat, nightclub, dan bioskop masih wajib tutup. Selebihnya sudah bebas.

Di banyak negara juga sudah dilonggarkan. Meski penderita baru masih cukup banyak. Di Rusia memang masih tinggi –tapi jumlah yang meninggal tidak banyak.

Tinggal Brazil yang masih mengkhawatirkan. Seperti di Amerika, sikap presidennyalah yang dianggap sebagai gara-gara.

Diperpanjang atau tidak?

Untungnya, penularan virus ini hanya lewat percikan air liur atau ingus. Bukan virus yang beterbangan di udara.

Kalau pun PSBB tidak diperpanjang kedisiplinan memang harus naik –disiplin masker, jaga jarak dan cuci tangan dengan sabun.

Memang akan ada opini negatif, setengah guyon: kalau PSBB tidak diperpanjang berarti KUKMK –karep-karepmu: urip karepmu, mati karepmu. Terserah Anda, mau hidup atau mau mati.

Seperti pesawat auto pilot. Lebih parah dari itu.

Tapi, biarpun canda, KUKMK mengandung unsur pendidikan: Anda akan tetap selamat kalau hati-hati.

Bagaimana kalau penderita barunya nanti meledak tak terkendali?

Rumah sakit akan kelelahan.

Sekaligus kita menyadari bahwa manajemen kita kurang bagus.

Memang sayang sekali: kita tidak punya pun sekedar grup WA –atau yang sejenisnya– yang anggotanya khusus penderita diabetes.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan