Program Desa Digital Dilirik Internasional

Sejak diluncurkan oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pada 10 Desember 2018, kata Setiaji, Pemda Provinsi Jabar sudah memasang wifi di desa-desa blank spot atau desa tidak memiliki koneksi internet sama sekali.

“Kita membagi beberapa desa. Ada desa yang nol infrastruktur, maka kita mulai bangun infrastruktur seperti pemasangan wifi. Kemudian, ada desa 2.0. Di desa itu sudah ada infrastrukturnya, dan kita mulai untuk meningkatkan literasi digital dengan menggerakkaan relawan TIK,” katanya.

Di sektor perikanan, ribuan kolam sudah menggunakan teknologi smart auto feeder. Lewat teknologi itu, memberi pakan ikan bisa menggunakan gawai. Hal tersebut membuat panen bisa naik dari dua menjadi empat kali dalam setahun.

Selain itu, sejumlah desa sudah mulai memasarkan hasil pertanian melalui e-commerce. Hal itu menguntungkan petani dan konsumen, karena alur distribusi yang kerap melambungkan harga, dapat dipangkas.

Sebelumnya, OpenGov –organisasi bertaraf internasional yang memberikan penilaian terhadap kinerja pemerintahan, khususnya untuk inovasi, yang dilakukan pemerintahan di berbagai belahan dunia– memberikan penghargaan ‘Recognition of Excellence 2019’ untuk Kategori Insiatif Desa Digital kepada Pemda Provinsi Jabar dalam ajang Indonesia OpenGov Leadership Forum 2019 di Hotel JW Marriot, Kuningan, Jakarta, Kamis (18/7/19).

Penghargaan memang bukan hal terpenting dalam membangun Jabar. Namun, penghargaan dapat menggambarkan bahwa program Desa Digital yang digagas Pemda Provinsi Jabar sudah menyentuh ke akar persoalan dan manfaatnya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat. (mg1/drx)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan