Persib Masih Belum Gelar Latihan Bersama, Apakah Karena Pemangkasan Gaji Pemain ?  

BANDUNG-Persib Bandung tampaknya ogah-ogahan memulai latihan kembali lantaran gaji para pemain dipangkas hingga 75 persen. Bahkan, tak hanya pemain, gaji juru taktikpun dipangkas hal yang sama.

Pelatih Persib Bandung, Robert Alberts mengungkapkan, sejatinya skuad Maung Bandung akan memulai latihan kembali pada 6 Juli lalu.

Bahkan, skuad sudah menggelar 2 tahap swab test untuk menghindari paparan Covid-19 sebelum menjalani latihan perdana. Namun hingga saat ini sesi latihan kolektif ini terus mengalami pemunduran jadwal.

“Sebelumnya kita rencanakan minggu ini. Seharusnya kemarin 9 Juli. Semenjak PSBB ditiadakan di Bandung dan kita panggil para pemain kita untuk kembali. Seharusnya kita juga harus kembali dengan kontrak normal kita karena pesan dari PSSI juga kontrak kembali normal dari tanggal 29 Juni,” ujar Pelatih Persib Bandung Robert Rene Alberts, dilansir dari Ayobandung.com.

Namun di tengah jalan, pelatih asal Belanda itu menyatakan PSSI mengirimkan surat keputusan baru terkait gaji pelatih dan pemain. Dalam surat tersebut, gaji timnya masih harus dipangkas hingga 75% saat kembali memulai latihan.

“Dari Juli ke depannya semua seharusnya sudah kembali seperti normal. Tapi saat kita kembali ke Bandung, PSSI mengirimkan surat baru lagi memaksa untuk gaji klub tetap 25% dari gaji normal untuk bulan Juli dan Agustus,” katanya.

Eks pelatih Arema FC dan PSM Makassar itu menilai kebijakan tersebut cukup memberatkan. Dia menilai, para pemain pun akan terbebani lantaran dipaksa menerima gaji dengan nilai tersebut.

“Biar saya ulas untuk perihal gaji 25%. Kita satu-satunya negara yang menurunkan gaji secara drastis para pemain sampai dengan 75%. Kita terima hal tersebut karena itu ada situasi yang baru, ada krisis di seluruh dunia juga. Kita harus cari cara untuk bertahan hidup,” katanya.

Robert cukup menyayangkan keputusan federasi. Namun dia mengatakan, timnya hanya bisa pasrah terlatih keputusan yang diambil induk organisasi sepak bola Indonesia itu.

“Jika kalian lihat negara lain mereka tidak pernah setuju dengan memotong gaji hingga 75%, tapi itu adalah rekomendasi dari asosiasi nasional (PSSI) dan hasil finalnya adalah selalu di antara klub dan pegawainya,” ujarnya. (bbs/tur)

Tinggalkan Balasan