Perajin Layangan Kebanjiran Pesanan dari Luar Daerah

NGAMPRAH– Warga di Kampung Cibinong, Desa Tanjung Wangi, Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat, yang berprofesi sebagai perajin layang-layang kebanjiran pesanan.

Sejak sebulan belakangan, pesanan layang-layang dari berbagai daerah seperti Bandung, Cimahi, bahkan Jakarta terus berdatangan. Akhirnya, setiap hari warga merangkai kerangka hingga mengelem kertas layangan sampai siap diterbangkan.

Sekilas, kampung yang ada di tengah perbukitan dekat venue Gantole PON Jabar itu nampak seperti desa lainnya. Namun saat masuk ke halaman, mulai terlihat aktivitas warga dan juga layang-layang hasil pekerjaan mereka.

Salah seorang warga yang berprofesi sebagai pembuat layang-layang, Aep Dindin (50) mengatakan dirinya bersama warga lainnya sudah memproduksi layang-layang dari tahun 1970. Selama itu pula, pesanan layang-layang ke kampungnya tak pernah sepi.

“Kalau produksi layang-layang sudah sejak tahun 1970an. Kalau saya sendiri baru mulai tahun 90-an, jadi sekitar 30 tahun samlai sekarang. Pesanan juga sangat banyak sekarang, terutama dari Bandung dan Jakarta,” ungkap Aep saat ditemui, Jumat (3/7).

Dalam sehari, ia dibantu anak dan istrinya membuat layang-layang untuk diterbangkan biasa atau juga untuk diadu dengan layang-layang lainnya. Setiap harinya, sekitar 500 sampai layang-layang bisa diproduksi.

“Di sini bisa dari merangkai kerangka, terus mengelem kertasnya juga. Tapi kalau bahan baku bambu itu dikirim dari Gununghalu. Paling sehari 500 layangan bisa selesai,” terangnya.

Untuk pesanan, layang-layang biasanya dipacking dalam jumlah 1000 buah dengan harga Rp 1 juta sampai Rp 1,2 juta. Padahal biasanya paling tinggi harga jual 1000 buah layangan hanya Rp 800 ribu.

“Perbuahnya itu paling Rp 800 rupiah tapi sekarang sampai Rp 1.200 rupiah. Memang harga layangan sedang tinggi-tingginya karena banyak pesanan,” jelasnya.

Pihaknya berharap pemerintah bisa ikut mendorong perkembangan produksi layangan dari segi permodalan dan kemudahan penyediaan bahan baku.

“Sampai sekarang belum pernah ada bantuan permodalan dari pemerintah, padahal itu sangat kita butuhkan untuk mengembangkan usaha di sini,” tandasnya. (mg6/tur)

Tinggalkan Balasan