Penularan Covid-19 Masih Tinggi, Dewan Sarankan Protokol Kesehatan Diterapkan Ketat

BANDUNG – Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Barat Ade Barkah Surahman mengatakan, bertambahnya jumlah kasus positif Covid-19 di Jabar disebabkan kurangnya kesadaran dari masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan.

Sehingga diperlukan menggalakan kembali kampanye tentang protokol kesehatan guna menyadarkan masyarakat. Termasuk, kata dia, disiplin menggunakan masker agar terhindar dari Covid-19.

“Kampanye disiplin pakai masker kepada semua kalangan terus digalakkan sebagai upaya mencegah terjadinya penularan Covid-19,” ucap Ade di Bandung, Sabtu (5/9).

Menurut politisi Partai Golkar asal Cianjur tersebut, perusahaan dan perkantoran sebagai lokus interaksi dan berkumpulnya orang merupakan faktor risiko yang perlu diantisipasi penularannya.

“Untuk itu perlu upaya edukasi dan penyebarluasan informasi melalui kampanye disiplin pakai masker dimana banyak pekerja atau pegawai yang tetap beraktivitas dan bekerja pada masa pandemi Covid-19,” katanya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, mengatakan edukasi penerapan protokol kesehatan kepada karyawan menjadi hal penting guna memutus penyebaran virus SARS-CoV-2 penyebab penyakit COVID-19 melalui transmisi lokal.

“Pastikan semua karyawan pabrik ketika mereka pulang kerja tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat,” kata Emil.

Selain itu, pengetesan secara masif melalui uji usap (swab test) metode Polymerase Chain Reaction (PCR) di kawasan industri perlu ditingkatkan untuk memetakan penyebaran kasus COVID-19 di kawsan industri.

“Semua karyawan di pabrik-pabrik industri wajib mengisi buku harian setiap pagi, menjelaskan selama tidak berada di lingkungan pekerjaan mereka bepergian ke mana saja” ucapnya.

Ia pun menjelaskan, nantinya jawaban dari para karyawan tersebut menjadi bahan analisis gugus tugas di pabrik masing-masing untuk membuat pola kegiatan yang berisiko tinggi.

Dari situ, lanjut dia, pabrik bisa memetakan pengetesan dan langsung melakukan isolasi mandiri ketika didapat ada karyawan yang reaktif.

Kendati begitu, ia meminta agar sarana prasarana penunjang di pabrik harus didukung dengan ventilasi ruangan yang memadai agar virus tidak tertahan dalam satu ruangan.

“Di tempat kerja memang teorinya kalau ada jendela harus dibuka, supaya virus tidak berputar-putar di satu tempat,” pungkasnya. (mg1/yan)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan