Pengamat: Kampanye Daring Jauh Lebih efektif

CIANJUR – Pengamat Politik, Dedi Mulyadi menilai para bakal pasangan calon (bapaslon) Bupati dan Wakil Bupati Cianjur di Pilkada 2020 perlu mencari alternatif dalam melakukan kampanye di tengah Pandemi Covid-19. Salah satunya kampanye daring melalui media sosial.

“Dalam konsep sekarang, saya kira kampanye daring jauh lebih efektif. Artinya, di dalam kampanye daring kemudian di elaborasi visi misi yang menarik,” ujar Dedi kepada Cianjur Ekspres belum lama ini.

“Sayangnya, memang kalau kita lihat visi misi dari bakal calon pada umumnya datar semua, tidak ada hal yang menarik, tidak ada hal yang baru, tidak ada hal yang kemudian menyentuh substansi kepentingan masyarakat,” imbuhnya.

Hal ini menurutnya yang menjadikan masyarakat jenuh mengisi proses kampanye dengan model daring. “Tetapi saya kira, kalaupun misalnya balon ini kreatif dengan ide-ide menarik dengan kampanye daring saya kira bisa dilakukan. Cuma, memang ini yang kemudian butuh para desainer milenial untuk menyajikan sebuah even kampanye yang menarik melalui proses daring,” ucap Dedi.

Lebih lanjut Dedi mengatakan, bicara dalam perspektif di media sosial khususnya bagi bakal calon kepala daerah di Cianjur memang masih belum banyak mempergunakan serta mengefektifkan kampanye di medsos dan ini ruang yang sesungguhnya bisa dimaksimalkan.

“Saya kira kampanye di medsos, cost-nya tidak terlalu tinggi dan ini juga peluang yang harus diambil termasuk juga mencoba memaksimalkan fungsi desainer-desainer milenial yang saya kira banyak di SMA, SMK termasuk perguruan tinggi yang saya kira mempergunakan konten-konten yang sangat menarik dan ini sangat milenial,” katanya.

Kalau bicara dalam perspektif pemilih, ungkap Dedi, maka pemilih pemula di Cianjur kurang lebih sekitar 40-45 persen. Artinya kalau para calon kreatif, sesungguhnya kampanye dengan model media sosial jauh lebih efektif dan efisien.

“Dan ini saya kira harusnya menjadi alternatif dibanding, mohon maaf dengan misalnya katakanlah melaksanakan kampanye dengan model mengumpulkan massa dan saya kira bisa jadi kontraproduktif. Kalaupun misalnya evennya kemudian dilaksanakan, maka yang akan menjadi bidikan bakal calonnya,” tandas Dedi.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan