Pendidikan Karakter, Libatkan Orang Tua, Sekolah dan Masyarakat

BANDUNG- Penguatan pendidikan karakter yang lazim menjadi sorotan guna membangun karakter peserta didik, bukan semata tanggung jawab sekolah. Melainkan tanggung jawab trisentra pendidikan, yaitu orang tua, sekolah, dan masyarakat.

Di tengah penyebaran wabah Covid-19 ini, ketiga peranan tersebut harus dapat menginternalisasikan nilai-nilai karakter peserta didik dengan bahu-membahu, bersinergi, bergandengan tangan, berkolaborasi, dan bekerja sama agar karakter anak dapat terbangun dengan baik sesuai amanat undang-undang yang dicanangkan oleh pemerintah.

Tanpa kerja sama trisentra pendidikan, jangan harap penguatan pendidikan karakter bagi peserta didik akan berhasil dengan baik. Merebaknya wabah Covid-19 ini, pemerintah telah membuat keputusan yang tepat guna memutus rantai wabah tersebut. Yaitu, dengan menganjurkan masyarakat, terutama insan pendidikan untukstay at home hingga wabah tersebut benar-benar enyah dari muka bumi.

Keadaan ini mungkin bisa dimanfaatkan oleh sebagian orang tua agar lebih dekat dengan putra/putrinya. Orang tua lebih bisa menunjukkan kasih sayangnya yang selama ini mereka tinggalkan karena berbagai kesibukan. Orang tua juga jadi merasakan betapa sulitnya mendidik anak sendirian di rumah. Sehingga, membutuhkan pihak lain untuk membantu menginternalisasikan nilai-nilai karakter pada anaknya, yaitu pihak sekolah dan masyarakat.

Namun, menurut saya, dengan stay at home yang begitu lama telah menciptakan kejenuhan bagi semua pihak, di antaranya pihak sekolah yang hanya bisa memantau peserta didik dari kejauhan tanpa tatap muka. Kepala sekolah yang biasa disibukkan dengan berbagai aktivitas, harus mencari alternatif agar kegiatan sekolah tetap berjalan, walau dalam keadaan darurat seperti ini. Kita benar-benar harus memutar otak agar pembelajaran tetap berjalan efektif walau proses KBM dilaksanakan di rumah secara daring.

Kini, dunia pendidikan sedang sakit. Namun, kita tetap harus optimis, meski di sisi lain tetap ada kekhawatiran orang tua akan merasa jenuh karena harus membimbing putra/putrinya belajar di rumah.

Sebenarnya, langkah pemerintah sudah benar. Namun kenyataannya, masih banyak orang tua dan masyarakat yang belum menyadari bahaya wabah Covid-19 sehingga membiarkan anak-anaknya berkeliaran di jalan tanpa memakai masker. Juga para pedagang di pasar yang berjualan tidak memakai masker. Hal ini nyata karena saya pernah melihatnya. Begitu menyedihkan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan