Pemerintah Jangan Kecolongan Lagi, Dewan Minta Swab Test Seluruh Pegawai

Mantan Plt Sekda Jabar itu menyampaikan bahwa saat ini pelayanan publik masih bisa. Namun untuk pegawainya di Gedung Sate disesuaikan, sehingga tidak banyak seperti biasanya.

“Pada surat poin pertama, seluruh PNS dan Non-PNS dilingkungan Sekretariat Daerah Jabar untuk melakukan Work From Home (WFH). Maka karyawan 75 persen WFH,” katanya.

Ditanya mengenai kendala pelayanan publik di Gedung Sate yang 75 persen melakukan WFH, dirinya menegaskan tidak ada kendala. Bahkan, kata dia, pelayanan melalui online pun bisa.

“Alhamdulillah tidak ada kendala dalam pelayanan publik di Gedung Sate. Dan pelayanan via online pun masih berjalan terus,” paparnya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil akan melakukan agresivitas terhadap pengetesan, termasuk di perkantoran. Sebab, kata dia, angka reproduksi efektif (Rt) Covid-19 di Jabar meningkat di angka 1,05 selama seminggu terakhir.

Terkait uji usap (swab test) metode Polymerase Chain Reaction (PCR), Emil menjelaskan, sudah lebih dari 160 ribu pengetesan metode PCR dilakukan di Jabar, termasuk di beberapa institusi pendidikan kenegaraan.

“Total swab test kita ini terbanyak di luar DKI Jakarta. Gabungan antara tes yang dilakukan Gugus Tugas (Jabar) dan TNI yaitu sekitar 160 ribuan,” ujarnya.

“Jadi kalau diperbandingkan terhadap provinsi-provinsi lain, maka pengetesan swab Jawa Barat adalah terbanyak dari seluruh provinsi,” imbuhnya.

Emil menambahkan bahwa pihaknya saat ini fokus pada pengetesan agresif di perkantoran-perkantoran setelah ditemukan sejumlah kasus positif Covid-19.

“Kita terus melakukan aggressive testing, khususnya di perkantoran pemerintahan. Perintah agresivitas tes inilah yang menemukan keterpaparan kasus di banyak tempat, ada di Gedung Sate, ada di DPRD, ada di Kejaksaan,” tambahnya.

Gugus Tugas Jabar pun merekomendasikan kepada instansi perkantoran untuk menerapkan work from home (WFH). Menurut Emil, keterpaparan di perkantoran terjadi karena kurangnya ventilasi di ruangan, termasuk ruangan ber-AC, sehingga menjadi area yang mudah ditulari Covid-19.

“Work from home menjadi rekomendasi kami. Karena dari kasus di perkantoran, mengindikasikan agar kantor-kantor rajin membuka jendela,” katanya.

Kasus keterpaparan di perkantoran, lanjut Emil, menjadi pengingat bagi masyarakat untuk lebih meningkatkan kedisiplinan menerapkan protokol kesehatan 3M yakni memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. (mg1/drx)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan