Pembelajaran Daring Langkah Tepat di Masa Pandemi Covid-19

Mulai belajar melalui videocall yang dihubungkan dengan guru yang bersangkutan, diberi pertanyaan satu persatu, hingga mengapsen melalui VoiceNote yang tersedia di WhatsApp. Materi-materinya pun diberikan dalam bentuk video yang berdurasi kurang dari 2 menit.

Dalam proses pelaksanaannya, banyak keterbatasan dan permasalahan yang terjadi di lapangan. Menurut pengamatan dan refleksi penulis dari berbagai sumber, ada beberapa kendala dalam melaksanakan pembelajaran daring di Indonesia.

Masih banyak guru yang memliki kemampuan terbatas pemanfaatan gawai yang dimiliki. Kemandirian belajar siswa di rumah sepenuhnya dapat terlaksana dengan baik. Keterbatasan tatap muka langsung dengan guru, membuat siswa harus mandiri memahami materi dan mengerjakan tugas yang diberikan.

Oleh karena itu, perlu pendampingan dari orang tua selama proses pembelajaran daring. Masalah baru muncul jika orang tua siswa juga mempunyai keterbatasan dalam penggunaan gawai.

Pekerjaan rumah dan tugas-tugas yang diberikan membebani siswa, karena tidak hanya 1 atau 2 guru yang memberikan tugas untuk dikumpulkan. Sehingga setiap guru perlu mempertimbangkan pemberian tugas terhadap siswa.

Pembelajaran daring terkendala dengan signal internet yang tidak stabil dan kuota data yang mahal. Disisi lain juga kondisi geografis rumah siswa yang berbeda-beda, ada yang di dataran rendah, seperti dataran biasa dan tepi laut. Ada juga siswa yang tinggal di dataran tinggi, seperti di pegunungan atau lereng gunung. Ada yang tinggal di kota. Dan, ada pula siswa yang tinggal di desa.

Namun untuk masa pandemi saat ini pembelajaran daring masih sangat perlu untuk dilakukan untuk menghindari kerumunan dan penyebaran wabah Covid-19 yang telah bermutasi menjadi. Airbone (dapat menular melalui udara).

Pemerinah dalam hal ini telah melakukan Langkah-langkah untuk mendukung pembelajaran daring dengan menggelontorkan sebanyak 8.9 triliun rupiah, hal tersebut disampaikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim dalam rapat kerja Bersama Komisi X DPR RI di Jakarta.

Anggaran tersebut akan dikerahkan untuk pulsa siswa, guru, mahasiswa dan dosen selama 3-4 bulan ke depan. Sebesar 7,2 triliun akan dialokasikan untuk subsidi kuota internet mulai September-Desember 2020. Nantinya siswa akan mendapat 35GB/bulan, guru dijatah. 42GB/bulan, mahasiswa dan dosen 50GB/bulan.

Tinggalkan Balasan