Pegiat lingkungan Warna Alam Kibarkan Merah Putih di Bukit Jimat Akur

Banyak hal unik yang masyarakat persembahkan untuk merayakan hari kemerde­kaan Republik indonesia Ke 75 tahun ini, dilakukan oleh individu maupun kelompok. Meski masih dalam situasi pandemi, nyaris di seluruh pelosok negeri ini tidak kehilangan semangat untuk ikut merayakan hari kemerdekaan meski dengan cara yang paling sederhana sekalipun.

INDRAWAN SETIADI, Cisalak

Begitupun dengan komunitas Pe­giat lingkungan Warna Alam, meski membahayakan, dan diguyur hu­jan deras, tak menyurutkan seman­gat mereka untuk membulatkan tekadnya, mengibarkan sang saka merah putih di wilayah pegunun­gan Subang Selatan, tepatnya di bukit Jimat-Akur.

Cara ikut merayakan kemerde­kaan ala Warna Alam ini me­mang tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang,bayangkan saja bendera berukuran 12X6 Meter, dibawa memanjat melalui tebing perbukitan Jimat-Akur yang memi­liki ketinggian 110 Meter, jika tidak terlatih dan amatiran dalam urusan panjat-memanjat tebing maka hal ini merupakan jalan pintas untuk menuju liang lahat. Untungnya para anggota dari Warna Alam sudah terlatih dan profe­sional dalam urusan ini.

Koordinator Aksi pem­bentangan bendera merah putih di perbukitan jimat-Akur, Anwar Wana, mencer­itakan bagaimana dirinya dan tim dari Warna Alam, menerjal tajamnya tebing, hujan lebat dan kabut se­lama proses pemanjatan. “Kondisi tebing sangat ter­jal, jika tidak berhati-hati sangat berbahaya, butuh keahlian cukup untuk bisa membentangkan bendera di tebing bukit ini. Hujan dan kabut tebal kerap jadi kendala karena meng­ganggu jarak pandang tim pengibar,” ungkapnya.

Selain cuaca yang me­mang dalam dua hari tera­khir sebelum tanggal 17 Agustus tidak bersahabat, lantaran hujan mengguyur wilayah Subang Selatan sangat deras, gangguan hewan buas seperti ular berbisa juga kerap menjadi kendala bagi tim Warna Alam. “Bendera raksasa tersebut dibentangkan menggunakan tali kawat ukuran besar yang telah dipasang Tim di atas tebing. Total sekitar 8 orang yang melakukan pengibaran dengan pembagian tugas posisi bawah, atas dan pun­cak tebing,” tambahnya.

Anwar mengungkapkan, bahwa dalam aksinya itu, Warna Alam mendapat dukungan dari Letnan Jen­deral TNI Mar Muhammad Alfan Baharudin, seorang purnawirawan TNI Angka­tan Laut dengan bantuan berupa alat tambahan, tali panjat (Karmantel) sepan­jang 200 meter. Juga Kepala Dusun 1 Cupungara, Da­dang Hendrik dan warga setempat dalam proses pembukaan jalur menuju puncak tebing.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan