PAD KBB Tergerus Covid-19, Bupati: Dapat Setengahnya Sudah Bagus

NGAMPRAH – Pandemi Covid-19 tidak hanya memukul perekonomian masyarakat dan pelaku usaha. Pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Bandung Barat juga ikut terkena dampaknya.

Bupati Bandung Barat, Aa Umbara Sutisna mengatakan, sudah bagus apabila pada tahun ini Pemkab Bandung Barat bisa mendapatkan PAD setengah dari yang ditargetkan.

“PAD sudah pasti menurun. Sekarang itu mudah-mudahan bisa tercapai 50-60 persen (dari target PAD), itu sudah bagus. Kalau PAD, sudah jelas drastis penurunannya,” kata Umbara, Selasa (24/8).

Pandemi Covid-19 yang sempat melumpuhkan sektor pariwisata turut berpengaruh terhadap PAD. Dirinya bersyukur industri pariwisata di Bandung Barat sudah mulai kembali berputar meskipun masih terengah-engah.

“Tutupnya wisata kemarin pengaruh langsung ke PAD. Sekarang pariwisata sudah mending. Tekstil yang akan lebih banyak terdampak, pasarnya tidak ada, ini yang lebih terpengaruh,” katanya.

Geliat pariwisata di Lembang dan sekitarnya dalam sebulan terakhir ini juga menghidupkan kembali para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Akan tetapi baru sebatas UMKM yang terkait dengan pariwisata.

“UMKM yang ada di objek wisata, terbawa juga. Namun, yang di luar itu yang belum, seperti para pedagang di sekolah-sekolah, ini masih perlu upaya pemulihan ekonomi,” katanya.

Umbara menekankan pembukaan tempat wisata mesti diikuti dengan penerapan protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Termasuk di antaranya membatasi jumlah pengunjung.

Para pemilik tempat wisata juga telah berkomitmen untuk penerapan protokol kesehatan. Meski di sisi lain harus mengorbankan potensi keuntungan yang bisa diraup.

“Kami biasa 20 hari sekali rapat dengan para owner wisata, supaya protokol kesehatan itu tetap dijaga. Kalau belum maksimal menerima pengunjung, ya memang benar juga,” ucapnya.

Berdasarkan data Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) pada 2020 ini target pajak dari sektor PAD I sebesar Rp 165 miliar. Sektor PAD I itu di antaranya meliputi pajak hotel, pajak restoran, dan pajak hiburan.

Meskipun sektor pariwisata terkena dampak pandemi Covid-19, Umbara mengaku belum tahu apakah akan membuat kebijakan pengurangan pajak atau tidak.

“Kami lihat lagi nanti, sesudah kami kumpulkan BPKD. Nanti bagaimana kondisinya, pemasukan PAD seperti apa, kami evaluasi. Kita lihat saja potensinya dari mana,” pungkasnya. (mg6/yan)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan