OPOP Raih Top 45 Inovasi Pelayanan Publik 2020

Program OPOP tahun 2020 mengalami penurunan dari target  tahun 2020  yang awalnya 1.000 pesantren menjadi 500 pesantren akibat Pandemi Covid 19. Selain itu, program kegiatan yang sebelumnya banyak dilakukan secara tatap muka langsung menjadi dilakukan secara virtual. Namun ada beberapa tahapan yang sulit dilakukan virtual contoh, proses audisi  serta Pelatihan dan magang  dilakukan secara tatap muka. Kita tetap menerapkan dan memperhatikan protokol kesehatan.

Program OPOP tahun 2020  pendaftaran secara online dan sebanyak 1.058 pesantren. Dari 1058 pesantren  yang mendaftar, lolos seleksi administrasi sebanyak 644 pesantren. Sejak 22 Juli 2020 sebanyak 644 pesantren mulai mengikuti Audisi Tahap I yang dilakukan di 5 wilayah sebanyak 500 pesantren lolos dan berhak mendapatkan hadiah / bantuan usaha serta mengikuti  pendampingan, pelatihan, pemagangan serta  audisi tahap II.

Dari 500 pesantren  lolos mengikuti audisi tahap II sebanyak 356 pesantren.  Penjuarian Audisi tahap II telah selesai pada 25 November 2020. Ada 60 pesantren pemenang yakni kategori scaleup 15 pesantren juara 1, 15 pesantren juara 2 dan 15 pesantren juara 3 serta 15 pesantren kategori scale up.

Adapun hadiah menjadi audisi tahap pertama, juara tingkat kecamatan sebanyak 500 pesantren dengan hadiah startup sebanyak 250 peserta masing-masing Rp 25.000.000,-, scaleup sebanyak 250 peserta masing-masing Rp 35.000.000,-. Audisi tahap kedua, juara tingkat kabupaten/ kota sebanyak 60 pesantren besaran hadiah juara 1 sebanyak 15 pesantren masing-masing Rp 200 juta, juara 2 sebanyak 15 pesantren masing-masing Rp 150 juta, juara 3 sebanyak 15 pesantren masing-masing Rp 100 juta, juara 4 sebanyak 15 pesantren masing-masing Rp 75  juta. Audisi tahap ketiga , juara tingkat provinsi sebanyak 5 pesantren dengan hadiah masing-masing Rp 400 juta.

Juri dalam seleksi audisi ini adalah juri yang kompeten dari kalangan akademisi (diantaranya dari SBM ITB, Unpad, Ikopin, UIN dan universitas lainnya), kalangan pengusaha sukses dan dari kalangan pondok pesantren yang bukan hanya maju dalam bidang pendidikan namun juga sukses dalam berbisnis, seperti Al-Ittifaq Ciwidey, Daarut Tauhid Bandung, Nurul Iman Bogor, Khusnul Khotimah kuningan dan Al-Idrisiyah Tasikmalaya, kalangan praktisi pengusaha sukses di Jawa Barat. (adv/tur)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan