Mute Efektif

Penampilan Trump sendiri jauh lebih bagus dari debat pertama. Ia terlihat lebih terkendali. Kali ini hanya dua kali ia kena mute di mikrofonnya –pertanda ia berbicara melampaui jatah waktunya.

Capres Demokrat, Joe Biden, tidak pernah terkena mute. Penampilan Biden juga lebih bagus dari debat pertama. Mungkin ancaman mute memang efektif sebagai pengendali pembicaraan.

Meski begitu moderator ternyata tidak “sok kuasa” atas mute itu. Welker masih memberikan fleksibilitas. Bahkan masih memberikan kesempatan pada para Capres untuk saling menanggapi. Itu membuat debat ini tidak jatuh ke suasana kaku.

Isi debatnya sendiri tidak banyak yang baru. Masih soal itu-itu juga. Hanya ketambahan isu terkini: ditemukannya email-email Hunter Biden yang mencatut nama Biden –saat itu wapres– dalam memperoleh bisnis di Ukraina.

Yang mendapatkan email-email itu adalah Rudy Giuliani, pengacara Trump. Mantan wali kota New York itu mendapatkannya dari laptop pribadi Hunter Biden. Yakni ketika laptop itu diperbaiki di tempat servis komputer.

Giuliani sebenarnya memberikan dokumen itu kepada semua media di Amerika. Tapi hanya harian kecil New York Post yang memberitakannya. Berita itu pun gundul: tidak pakai nama siapa wartawan yang menuliskannya.

Si wartawan tidak mau namanya tercantum di situ. Si wartawan tidak mau reputasi namanya tercoreng.

Mengapa?

Email-email itu belum tentu benar. Belum diteliti apakah benar-benar email Hunter Biden. Atau itu permainan intelijen, termasuk intelijen Rusia.

Di debat kemarin Trump terus mengungkap soal email-email tersebut. Pun ia sampai pada kesimpulan bahwa Biden itu politikus korup. Berkali-kali tuduhan itu ditudingkan ke Biden.

Tentu wartawan memerlukan waktu panjang untuk menelusuri kebenaran isu itu. Tidak mungkin bisa berhasil sebelum hari pemungutan suara tanggal 3 November. Pun biro penyelidik negara seperti FBI. Tentu juga perlu waktu. Yang juga tidak mungkin terungkap sebelum Pemilu.

Tapi FBI pasti akan turun tangan. FBI akan bisa mengambil kesimpulan apakah Hunter benar-benar melakukan itu. Atau ini hanya isu murahan yang sengaja diledakkan di hari-hari akhir menjelang Pemilu.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan