Mensos: Kartu Sembako Percepat Pengentasan Kemiskinan

JAKARTA– Menteri Sosial Juliari P Bartubara mengatakan masyarakat boleh berbangga dengan sejumlah infrastruktur yang dibangun pemerintah pusat. Mulai dari tol baru, bandara baru, airport baru hingga pelabuhanan baru karena dapat mendorong angka kamiskinan cepat menurun. Hal ini terbukti dari survei yang dilakukan BPS yaitu sebelumnya, 9,41 persen menjadi 9,22 persen.

“Pemerintah telah melakukan pembangunan infratruktur untuk menunjang pergerakan ekonomi. Ini telah dirasakan dampaknya bagi warga miskin di Indonesia,” kata Mensos di Jakarta, kemarin (26/1).

Meski demikian, Mensos mengingatkan seluruh jajaran pemerintah pusat, daerah, tim koordinator Program Sembako 2020 hingga Himbara untuk terus berkoordinasi mengatasi kemiskinan yang masih dihadapi.

“Apabila kita melakukan pekerjaan dengan benar ini berkontribusi sangat besar kepada penurunan angka kemiskinan di negara kita,” ungkapnya.

Juliari juga meminta semua pihak yang terlibat dalam program sosial pangan untuk merubah pola kerja. Salah satunya, jajaran di Kementerian Sosial yang dinilai selama ini hanya mengurus nomor rekening untuk disalurkan lalu menyerhakan semuanya ke pihak bank.

“Anggaran yang dialokasikan tidak kecil sehingga arahan pak Presiden kalau kirim pesan atau WA itu jangan dikirim saja, tapi dikirim, diterima lalu dibaca dan dibalas,” ucap Juliari.

“Kita di sini adalah pejuang anti kemiskinan. Memastikan bahwa program sosial pangan benar-benar diterima, bukan hanya diterima tapi tepat sasaran,” jelasnya.

Mensos menambahkan, meski anggaran belum memadai namum pemerintah akan mengkombinasikan kebijakan pembangunan infrastruktur dengan perlindungan sosial seperti menaikan indeks BPNT.

“Kemensos telah memutuskan menaikan indeks bantuan BPNT dari semula   Rp 110 ribu/KPM/bulan menjadi Rp 150 ribu/KPM/bulan,” jelas Mensos.

“Bahan pangan tambahan selain beras dan telur dapat melihat kebutuhan KPM di daerah setempat, semisal di daerah Papua banyak Ikan segar dan sukanya Sagu, lalu di Nusa Tenggara Timur populernya Jagung atau di Jawa nyamannya tempe dan tahu,” tambah Mensos.

Penambahan bahan pangan pada Program Sembako tersebut juga mendukung Program Nasional Percepatan Pencegahan Anak Kerdil (Stunting).

Bahan pangan tambahan seperti sayur-mayur, buah-buahan, ikan segar, daging atau kacang-kacangan dapat diolah menjadi Makanan Pendamping ASI (MPASI).

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan