Mengukir Kembali Sejarah Perempuan dalam Perannya Mengembangkan Ekonomi Umat

MESKIPUN kaum perempuan memiliki sejarah masa lalu yang kelam, namun sebuah peradaban tak mungkin terbentuk tanpa kehadiran sosok perempuan. Pada masa Arab Jahiliah, perempuan yang terlahir dianggap sebagai aib memalukan, sehingga tak sedikit bayi-bayi perempuan yang tak berdosa harus dikubur hidup-hidup.

Pada saat di mana Islam belum datang itu, perempuan dihinakan dan dilecehkan, mereka dijadikan budak bahkan hanya sebagai pemuas nafsu para laki-laki. Perempuan tak lain hanyalah seperti barang dagangan yang bebas diperjualbelikan di pasar. Namun, Islam datang dengan segala kedamaian. Islam mampu mengangkat derajat kaum perempuan sebagaimana Allah berfirman dalam Alquran Surat al-Hujurat ayat 13, “Dia tak membeda-bedakan antara laki-laki dan perempuan, semua di hadapan-Nya sama, yang membedakan hanyalah kadar ketakwaannya saja”.

Bercermin dari sejarah Islam, istri Rasulullah SAW, Khadijah binti Khuwailid, beliau berperan penting dalam perekonomian umat pada masa itu. Beliau merupakan pengusaha sukses yang mampu mengelola modal usahanya dengan produktif, beliau sangat piawai dalam mengelola keuangan. Sebagai pengelola modalnya sendiri, beliau juga membuka peluang kerja bagi masyarakat di sekitarnya dengan menggunakan jasa mereka untuk menjual barang-barang dagangannya. Derajat dan martabat wanita tentulah menjadi sangat terangkat berkat kecerdasan dan ketaatan istri pertama Rasulullah tersebut.

Indonesia pun memiliki pahlawannya sendiri dalam hal mengangkat derajat wanita, ia adalah Raden Ajeng Kartini. Tulisan-tulisannya mampu membangkitkan kaum perempuan tak hanya dipandang dalam sudut pandang pendidikan saja, namun juga dalam menghadapi tantangan hidup yang lainnya, mereka dapat lebih memaknai kehidupannya untuk diri sendiri, keluarga, dan bangsa. Namun, hingga saat ini terkadang kontribusi perempuan masih di pandang sebelah mata. Padahal tanpa disadari, sosok perempuan dapat berkontribusi bagi peradaban yang mashlahat salah satunya dalam bidang ekonomi.

Indonesia sebagai negara berkembang terus berfokus pada pertumbuhan ekonomi. Saat ini, sedang gencar-gencarnya pula diperbincangkan mengenai ekonomi yang berlandaskan syariat-syariat Islam. Muhammad Abdul Mannan, seorang pemikir ekonomi Islam dari Bangladesh menjelaskan bahwa ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang di dalamnya mempelajari permasalahan ekonomi rakyat yang diilhami dengan nilai-nilai keislaman. Dalam pengembangan ekonomi syariat di Indonesia, mau tidak mau kontribusi kaum perempuan sangat diperlukan. Mengapa demikian?

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan