Mendikbud Harus Prioritaskan Produksi Film Penunjang Pendidikan Karya Dalam Negeri

BANDUNG – Kerjasama antara Kemendikbud dan Netflix untuk menayangkan film-film dokumenter di TVRI dalam menunjang program belajar dari rumah mendapat sorotan dari anggota komisi X DPR RI Ledia Hanifa Amalia.

Menurutnya, kerjasama dengan perusahaan asing ini sebaiknya singkat saja dan jangan terlalu lama.

Selanjutnya, kemendikbud bisa lebih banyak lagi bersinergi dengan tayangan produksi lokal dan mulai pula memikirkan langkah bermitra dengan pihak perguruan tinggi.

“Sebagai lembaga negara alangkah lebih baik bila Kemendikbud memprioritaskan produk-produk kreasi anak bangsa,” ucap Ledia dalam keterangan rilisnya yang disampaikan kepada redakasi Jabar Ekspres, (23/6).

Dia menilai, produksi film dokumenter di Indonesia sebetulnya tidak kalah dengan hasil dari luar. Bahkan kemampuan sumber daya dan kreatifitas membuat film tidak kalah dengan hasil.dari luar negeri.

“Kita bisa lihat karya-karya mereka ini tentu layak untuk diapresiasi dan didukung untuk dijadikan mitra kerjasama penyuplai bahan tayangan,” kata aleg dari Fraksi PKS ini.

Selain itu, Kemendikbud bisa menggandeng pihak kampus untuk turut serta memenuhi kebutuhan tayangan yang mendidik sekaligus melakukan penguatan program Kampus Merdeka yang digagas Menteri Nadiem sendiri.

Dalam penjelasannya diberbagai media, lanjut Ledia, Mendikbud menyatakan, gagasan Kampus Merdeka memberi keleluasaan bagi kegiatan mahasiswa untuk bisa belajar lintas prodi, belajar di luar kampus hingga magang.

” Ini semata-mata untuk bisa diperhitungkan sebagai bagian dari penilaian yang menunjang kelulusan,” ujarnya.

Politisi PKS dari Daerah Pemilihan Bandung-Cimahi ini berpendapat, saat ini sudah banyak kampus yang memiliki jurusan terkait multimedia, desain visual maupun sinematografi, sehingga menjadi sangat logis jika Kemendikbud menyinergikan kebutuhan program bahan tayangan penunjang pendidikan masyarakat.

“ini kan sama.saja memberi kesempatan bagi para mahasiswa multimedia, desain visual, sinematografi atau jurusan lain yang memiliki keterkaitan dengan proses produksi film untuk menunjukan kemampuannya yang bisa dilakukan dalam bentuk tugas akhir,” tutur dia.

Dengan begitu, sinergita dengan oerguruan tinggi bisa menjadi satu proses saling memberi manfaat antara pihak Kementerian dan Kampus itu sendiri. Sebab, mahasiswa akan mampu mengasah dan menerapkan ilmu, mendapat pengalaman praktek kerja lapangan, sekaligus memenuhi kebutuhan penilaian kuliah.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan