Masuki Musim Kemarau, Warga Sindangkerta KBB Kesulitan Air Bersih

SINDANGKERTA – Warga di Kabupaten Bandung Barat (KBB) bagian selatan sudah mulai merasakan sulitnya  mendapatkan air bersih di awal musim kemarau ini.

Pasalnya air sumur warga sudah banyak menyusut sehingga mereka terpaksa harus mengantre ke sumur bor di salah satu sekolah dekat permukiman warga.

Warga Kampung Peusing Girang, RT 05/RW 02, Desa Sindangkerta, Kecamatan Sindangkerta, setiap pagi dan sore warga harus mengantre mengambil air ke beberapa sumur yang masih ada airnya, salah satunya di MTs Nurul Mukhtariyah.

“Meski baru awal masuk kemarau tapi sumur-sumur di sini sudah banyak yang susut airnya. Pagi ditimba sore gak ada,” ungkap Ketua RT 05 Kampung Peusinggirang, Rizal Saputra, Minggu (9/8).

Anggota Badan Permusyarawatan Desa (BPD) Sindangkerta Arif Surahman menuturkan, sumur di Kampung Peusinggirang kebanyakan merupakan sumur gali yang hanya memiliki kedalaman sekitar 10 meter.

Di saat musim penghujan air melimpah, tapi begitu masuk musim kemarau debit air cepat menyusut. Hanya warga yang punya sumur bor yang tidak merasakan dampak musim kemarau.

“Kalau buat sumur bor mahal, warga banyak yang gak sanggup. Makanya pas kemarau gini banyak warga yang meminta air kepada pemilik sumur bor atau ke sekolah,” tuturnya.

Terpisah Ketua Yayasan Nurul Mukhtariyah Saiful Rachman mengakui, setiap musim kemarau masalah air kerap menjadi persoalan klasik yang dihadapi warga Kampung Peusinggirang.

Untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga  memanfaatkan air yang ada di lingkungan sekolah. Ini dikarenakan sumber air terdekat berada di Kampung Cipataruman yang berjarak sekitar 500 meter

Sedangkan untuk cuci pakaian, warga harus ke Sungai Cijere yang berjarak sekitar 1 kilometer. Air di sana masih bersih dan belum terkontiminasi limbah.

Namun pada musim kemarau seperti sekarang debit airnya juga ikut menyusut. Sementara untuk kebutuhan minum dan memasak biasanya warga memanfaatkan air sumur.

“Sumur bor yang ada di lingkungan sekolah kami adalah sumur wakaf dan airnya bagus karena kedalamannya sampai 85 meter. Bantuan tersebut dari ACT (Aksi Cepat Tanggap) dan bisa dimanfaatkan oleh warga yang membutuhkan air bersih,” ucapnya. (mg6/yan)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan