Lulusan SMK Sumbang 14,5% Angka Pengangguran

BANDUNG – Adanya isu jika 14,5 persen angka pengangguran di Jawa Barat (Jabar) disumbangkan oleh lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menjadi salah satu Pekerjaan Rumah (PR) Dinas Pendidikan (Disdik).

Hal tersebut diungkapkan, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Jabar, Dedi Supandi Kepada Jabar Ekspres, Minggu (2/8).

Menurutnya, masalah isu tersebut sudah menjadi masalah turun temurun dan selalu dipersoalkan.

”Masih ada lagi kesenjangan populer di kita tentang isu itu. Dan itu juga harus kita pikirkan,” ujar Dedi.

Dia mengaku, untuk menjawab isu itu, pihaknya telah merancang strategi program yang disebut dengan pendidikan karakter berbasis budaya Jawa Barat. Dalam program tersebut, terdapat tiga pemikiran pokok yang perlu digaris bawahi.

”Secara garis besar ada Jabar masagi ada revitalisasi dan integrasi sekolah dan ada juga Jabar future leader,” terangnya.

Dijelaskannya, Jabar Masagi dan Jabar Future Leader adalah program yang berkenaan dengan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) dan revitalisasi serta integrasi sekolah menyangkut akses keluar dan inovasi.

”Tentunya yang saya ingin kembangkan dari ketiga indikator besar ini lewat inovasi space. Sehingga tahun depan kita tidak bicara peningkatan SDM lagi,” jelasnya.

Dia melanjutkan, pemikiran pokok yang perlu direalisasikan tahun depan ialah tantangan peningkatan akses dan kualitas pendidikan. Dia mencontohkan, peningkatan insfrastruktur revitalisasi dan integrasi sekolah.

”Dapat baik antara SMA dengan SMP harusnya terintergrasi dengan baik di tahun depan,” tandasnya.

Sementara itu, Koordintaor Pengawas SMA Disdik Jabar, Juli Wahyu PD mengatakan lulusan SMK selalu menjadi perhatian. Sebab selama ini ikon lulusan SMK identik dengan dunia pekerjaan. Padahal fakta di lapangan jauh berbeda. Pasalnya, semua dikembalikan pada skill dan keinginan dari siswa itu sendiri.

”Sebenarnyakan lulusan SMK itu diandalkan bisa lebih mandiri. Tapi ada juga sebagian siswa yang asal tamat. Yang asal tamat ini boro-boro mau bekerja,” bebernya.

Kendati demikian, diakuinya, tidak semua lulusan SMK bermental demekian. Menurutnya, faktor penyerapan tenaga kerja juga sedang terkendala. Terlebih saat ini masih ada dampak dari pandemi. Bahkan dia mengatakan, permasalahan ini tidak hanya terjadi pada lulusan SMK saja, tetapi termasuk lulusan SMA, hanya saja lulusan SMA tidak terlalu kelihatan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan