Kinerja Kementan Jadi Sorotan, Aspirasi Petani Harus Jadi Perhatian

JAKARTA – Anggota Komisi IV Darori Wonodipuro menyoroti kinerja Kementrian pertanian yang dianggap tidak pro terhadap rakyat.

Bahkan, berbagai kebijakan yang dikeluarkan dianggap tidak membela para petani dan memiliki kinerja kurang maksimal.

Selain itu, gaya komunikasi mentan kurang baik, nanun dari sisi promosi program sudah bagus.

“Kemarin waktu pembahasan anggaran alot. Yang paling lama, apa yang diinginkan kurang tanggap. Hingga rapatnya sampai 8 kali. Sedangkan dengan KKP dan kehutanan 3 kali sudah selesai,” kata Darori kepada wartawan, Jumat (5/6).

Darori juga menyoroti kinerja mentan yang turun. Hal ini terlihat dari pembahasan pengajuan anggaran yang tidak tepat.

“Masa harga babi satu ekor 9 juta. Ayam 700 ribu, itu apa? Untung ketahuan, kalau tidak siapa yang tanggung jawab. Memang harus dikontrol lah,” katanya.

Darori menyebutkan, Mentan seharusnya mendegar aspirasi petani. Seperti keluhan petani Bawang putih di Temanggung.

“Di Temanggung lagi panen. Disis lain bawang putih impor melimpah kan jadi enggak laku. Kenapa tidak dibeli, (petani) mengadu ke saya,” katanya.

Ketika disinggung apakah perlu Mentan diganti, Darori menyerahkan ke Presiden Joko Widodo.

“Masalah reshuffle itu kita serahkan ke Pak Presiden. Beliau bisa menilai mana menteri yang kurang maksimal,” tuturnya.

Di kesempatan lain, Ketua Asosiasi Hortikultura Indonesia, Anton Muslim Arbi juga mengungkapkan.masalah sama.

Dia mengungkapkan, turunnya harga komoditas harus segera dievaluasi. Namun disati sisi banyak komoditas yang didatangkan dari Cina.

BPS juga merilis data yang memperlihatkan data sektor pertanian kita itu anjlok menurun. Dan selama dua periode pemerintahan Kementan belum berbuat apa-apa.

Untuk itu, data BPS seharusnya bisa menjadi acuan Jokowi untuk mengevaluasi kinerja Mentan.

“Sangat bisa. Artinya dia sudah dibangga-banggain, saya juga tidak tahu apa yang dibanggain dari kementan. Karena sampai hari ini mulai pelantikan Oktober sudah jalan berapa bulan, sekitar 6 bulanan tetapi kita tidak dengar,” katanya.

Di kesempatan terpisah, pengamat politik dari KedaiKOPI, Hendri Satrio menilai presiden Jokowi ingin memiliki legacy, atau warisan yang bagus untuk dikenang masyarakat Indonesia.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan