Kesulitan Jangkau Pelosok Daerah

BANDUNG BARAT – Petugas PLN Area Cililin melakukan pendataan dan pengecekan lokasi ke sejumlah kampung di pelosok Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang belum terjangkau jaringan listrik.

Manager PLN Unit Layanan Pelanggan (ULP) Cililin, Wildan Fitransah Wardana menerangkan, pihaknya telah mendatangi beberapa kampung di Desa Sirnajaya, Kecamatan Gununghalu, yang ditengarai belum terjangkau jaringan listrik secara mantap.

Di Kampung Garunggang Hilir, RT 03 RW 21, Desa Sirnajaya terdapat kurang lebih 20 potensi pelanggan yang belum memasang KWH. Akses menuju tiang terdekat berjarak sekira 400 meter dan butuh 12 tiang listrik agar listrik dinikmati secara utuh.

“Melalui pantauan GPS jarak tiang terdekat sekitar 400 meter dan ada potensi pelanggan baru 20 rumah tangga,” kata Wildan di lokasi, Selasa (30/6).

Menurutnya, PLN tengah melakukan pendataan pemukiman pelosok yang belum terjangkau jaringan listrik. Kondisi geografis yang berbukit dan aksebilitas jalan yang kurang baik menyulitkan PLN merampungkan pendataan.

“Kondisi geografis di wilayah selatan KBB memang cukup menjadi kendala di lapangan, namun kami akan terus melakukan upaya agar rasio elektrifikasi terus meningkat,” sebutnya.

Setelah pendataan rampung, ada berbagai program dengan sumber anggaran dari PLN agar jaringan listrik mantap bisa menjangkau wilayah pelosok.

“Tentu ini menjadi prioritas PLN, jika listrik sudah sampai ke pelanggan akan merangsang pertumbuhan ekonomi masyarakat serta peningkatan produksi komoditas,” terangnya.

Terpisah Kepala Desa Sirnajaya, Suhardi mengatakan, masyarakat berharap bisa secepatnya menikmati layanan energi listrik. Jika listrik sudah masuk ke pelosok diyakini akan merangsang pertumbuhan ekonomi wilayah dengan meningkatnya komoditas pertanian.

“Di sini banyak komoditas pertanian yang membutuhkan peralatan listrik agar produksinya lebih baik, mesin kemas, penggilingan dan alat listrik penunjang lainnya akan memberi andil besar pada ekonomi warga,” katanya.

Untuk diketahui, warga di sana mayoritas mengandalkan cahaya dari lilin sebagai sumber penerangan. Jaringan listrik terdekat berjarak sejauh 2 kilometer sehingga untuk mendapat listrik perlu membeli kabel panjang.

Jika matahari mulai tenggelam, aktivitas warga kampung hanya berdiam diri di rumah dengan penerangan lilin maupun lampu minyak. Kampung terasa hening tanpa ada suara musik dari sound system maupun hiburan dari tontonan televisi.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan