Kasus Kebakaran di 2019 Menurun Dibandingkan Tahun Sebelumnya

CIMAHI – Angka peristiwa kebakaran di Kota Cimahi tahun 2019 di Kota Cimahi mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Fakta itu didapat dari Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Cimahi.

Tahun 2018, peristiwa yang melibatkan ‘Si Jago Merah’ di Kota Cimahi mencapai 88 kasus, dengan korban meninggal dunia mencapai empat orang. Tahun 2019 turun menjadi 68 kasus kebakaran, dengan satu orang meninggal dunia.

Komandan Regu (Danru) I pada Satpol PP dan Damkar Kota Cimahi mengatakan, penyebab kebakaran yang terjadi mulai dari hubungan arus pendek dan pembakaran sampah pada lahan kosong. Khususnya saat musim kemarau.

”Yang paling banyak pembakaran sampah di lahan kosong, merembet ke tanaman lain hingga ada juga merembet ke bangunan,” jelas Indrahadi saat dihubungi, Minggu (12/1).

Selain menimbulkan korban jiwa, peristiwa kebakaran sepanjang tahun lalu juga mengakibatkan enam orang mengalami luka dan menimbulkan kerugian hingga Rp4.333.200.000.

Selanjutnya, kata Indrahadi, Damkar Kota Cimahi juga turut terlibat dalam penanganan 10 peristiwa kebakaran di luar Kota Cimahi, yang menelan kerugian hingga Rp. 1.001.200.000.

Selain kebakaran, tim Damkar Kota Cimahi juga menangani 127 kasus pembasmian sarang tawon hingga animal resque termasuk pengamanan ular yang muncul di awal musim hujan.

Terpisah, Kepala Seksi Pencegahan dan Penyuluhan Kebakaran pada Satpol PP dan Damkar Kota Cimahi, Saipul Nurjaman menambahkan, ada sejumlah upaya pencegahan yang dilakukan Damkar Kota Cimahi agar peristiwa kebakaran tidak terjadi. Seperti sosialisasi dan pelatihan, patroli rutin kewilayahan serta pemeriksaan alat proteksi kebakaran.

”Karena yang namanya potensi kebakaran itu potensinya seperti ini bahaya gas, bahaya aliran listri, bahaya terhadap api yang terkendali. Kemudian diberikan bagaimana pencegahannya,” ujar Saipul.

Pada prinsipnya, kata dia, dalam setiap sosialisasi dan pelatihan materinya sama. Hanya saja pada cuaca kemarau, dengan kondisi titik panas yang meningkat disertai angin kencang, pihaknya lebih menekankan kepada masyarakat agar lebih waspada.

”Kalau kondisi sekarang materi yang terakibat oleh cuaca akan lebih mudah terkena percikan api. Angin besar, panas (api) akan lebih cepat membesar,” katanya.

Kemudian, terang Saipul, pihaknya juga rutin melakukan monitoring kewilayahan. Tujuannya adalah untuk memetakan dan mengidentifikasi setiap wilayah di Kota Cimahi. Sebab, dari pemetaan itu akan diketahui seperti jarak dari unit Damkar ke suatu wilayah.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan