Jalankan Program Pemprov, Pemkot Cimahi Punya 300 Relawan Rawat Layad

CIMAHI – Kota Cimahi kini sudah memiliki 300 Relawan Rawat Layad yang dikukuhkan pada Senin (24/2/2020) di Cimahi Techno Park (CTP), Jalan Raya Baros, Kota Cimahi. Relawan tersebut merupakan serapan dari program Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.

Para Relawan Rawat Layad dipersiapkan untuk pelayanan kegawadaruratan masyarakat, yang dikukuhkan oleh Wali Kota Cimahi, Ajay Muhammad Priatna pada Senin (24/2/2020) di Cimahi Techno Park Jalan Raya Baros.

“Ada 300 orang (relawan), terdiri dari berbagai elemen masyarakat. Kebanyakan usia muda. Karena relawan, jadi mereka tidak digaji,” kata Ajay ditemui usai kegiatan.

Dijelaskan Ajay, para relawan Rawat Layad yang berasal dari berbagai lapisan masyarakat itu bertugas membantu pemerintah ketika ada kegawatdaruratan. Mereka tersebar di 15 kelurahan se-Kota Cimahi.

“Makanya mereka dilatih untuk bekal pertolongan pertama,” ucapnya.

Sekretaris Dinkes Kota Cimahi, Chanifah Listyarini menambahkan, program pengadaan Relawan Rawat Layad ini merupakan serapan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang digawangi Gubernur-Wakil Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum. Pelatihannya pun sudah dilakukan sejak tahun lalu.

Dijelaskan Rini, sapaan Chanifah, para relawan tersebut diberikan pelatihan dasar tentang kegawatdaruratan sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP). Dari mulai pertolongan pertama bagi masyarakat yang mengalami kegawatdaruatan.

“Misalnya pernafasannya harus membebaskan  jalan nafas, itu yang utama. Tanda-tanda vital itu yang harus mereka perhatikan, sambil membangun jejaring  juga dengan puskesmas dan ambulan Puskemas,” jelasnya.

Seharusnya, kata Rini, bantuan dari provinsi disertai dengan mobil ambulan. Sebab di Cimahi sudah ada kendaraan siaga untuk setiap kelurahan, kata dia, maka pihaknya akan memanfaatkan ambulan yang sudah ada.

“Makanya kita akan optimalkan ambulan siaga yang sudah ada di 15 kelurahan,” ucap Rini.

Dijelaskan Rini, tugas pararelawan rawat layad ini jika ada yang kegawatdarurat, dia akan mengikuti ambulan bersama-sama dari tim ambulan yang sudah di support dari kelurahan, berupa bensin dan lain-lain.

“Misalnya ada yang perlu dibantu pertolongan pertamanya, mereka bisa melaksakannya. Kalau selama ini kan ambulan belum di support itu (SDM), hanya supir. Itu yang menjadi salah satu evaluasi kita,” terangnya. (mg4/yan)

Tinggalkan Balasan