Jabar Perkuat Kerja Sama dengan Jepang

BANDUNG – Masih dalam upaya mendorong investasi di Jawa Barat (Jabar), Gubernur Jabar Ridwan Kamil menggelar pertemuan dengan Gubernur Prefektur Shizuoka, Jepang, Heita Kawakatsu, via konferensi video di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Rabu (18/11).

Dalam pertemuan tersebut, Kang Emil –sapaan Ridwan Kamil– mengajak Pemerintah Prefektur Shizuoka untuk turut mengembangkan potensi tujuh ekonomi baru Jabar pascapandemi COVID-19 pada 2021.

“Tahun 2021 kami akan melakukan konsep ekonomi baru. Ada tujuh yang akan kami fokuskan, kami harap ada peran serta dari sister province Shizuoka,” kata Kang Emil.

Adapun tujuh potensi ekonomi baru pasca-COVID-19 Jabar, yaitu: (1) meraup peluang investasi perusahaan yang pindah dari Tiongkok; (2) swasembada pangan; (3) swasembada teknologi; (4) mendorong peluang bisnis di sektor kesehatan; (5) digital ekonomi; (6) penerapan ekonomi berkelanjutan; dan (7) pariwisata lokal.

Kang Emil mengatakan, pihaknya siap memfasilitasi investor dari Shizuoka yang akan berinvestasi di Jabar. Saat ini, kata ia, Jabar menjadi destinasi menarik bagi investor meski dalam situasi pandemi COVID-19.

Selama periode Januari-September 2020 atau hingga triwulan III-2020, Jabar menempati peringkat pertama realisasi investasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di Indonesia dengan total Rp86,3 triliun.

“Sekarang kami banyak kedatangan investor yang pindah dari Tiongkok. Jika ada dari Shizuoka yang mau berinvestasi, kami akan memfasilitasi,” ucapnya.

Menurut Kang Emil, tingginya minat investor menanamkan modal di Jabar tidak lepas dari iklim investasi yang baik, kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni, dan infrastruktur yang akseptabel.

“Kami menjadi provinsi dengan investasi tertinggi (di Indonesia). Kami mendapat survei bahwa SDM Jabar nilai kompetitifnya tinggi dan didukung pula oleh infrastruktur yang memadai,” katanya.

Selain fokus mendorong investasi, Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jabar fokus mengembangkan ekonomi pangan. Lahan yang tidak produktif akan digarap agar memiliki nilai ekonomi.

Kang Emil pun mengajak Shizuoka untuk terlibat dalam pengembangan potensi ekonomi pangan di Jabar. Salah satunya dengan membawa teknologi pangan yang dapat dimanfaatkan masyarakat Jabar.

“Bisa dimanfaatkan oleh pengusaha Shizuoka dengan membawa teknologi pangan dan bisa dipasarkan untuk kebutuhan pangan domestik kami,” katanya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan