Hotel Grand Serela Mau Dijadikan RS Darurat Covid-19, Sekda Minta Warga Setempat Mengerti

BANDUNG – Warga RW 03 Kelurahan Hegarmanah menolak rencana Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang akan mengubah Hotel Grand Serela untuk untuk dijadikan rumah sakit darurat Covid-19.

Menanggapi masalah ini, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung mengatakan, usulan Hotel Grand Selera untuk dijadikan rumah saki darurat penanganan covid-19 merupakan bentuk kepedulian dari Pemilik Kagum Grup Hendri Husada.

Kendati begitu, penggunaan Hotel tersebut merupakan kewenangan ada di Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Bahkan, Dinas kesehatan Jabar sudah melakukan peninjauan.

’’Hotel tersebut memiliki 100 kamar lebih dan bisa dijadikan tempat rawat inap bagi pasien covid-19,’’kata ema kepada Jabar Ekspres ketika ditemui di Balai Kota Bandung, Senin, (23/3).

Dia mengakui, rencana dan usulan tersebut memang mendapat penolakan oleh warga setempat khususnnya di RW 03 Kelurahan Hegermanah, Kecamatan Cidadap.

Untuk itu, kepada warga RW 03 harus bisa memahami kondisi darurat saat ini. Sebab, selain usulan tersebut merupakan kebaikan dari pengusaha, masyarakat yang terkena dampak covid-19 sangat butuh ruang perawatan.

’’Jadi saya mohon kepada warga setempat jangan bereaksi berlebihan. Karena rencana tersebut baru usulan dari pengusaha,’’kata dia.

Ema menuturkan, salah satu langkah penting bagi pemerintah daerah adalah mengambil keputusan cepat dengan melakukan antisipasi. Sehingga, penyebaran covid-19 tidak meluas.

Kota Bandung sendiri rencananya punya rumah sakit baru yaitu RS Edelweiss di Jalan Soekarno Hatta Nomor 550.

Selain baru selesai di bangun, RS Edelweis lebih representative. Sehingga, untuk menentukan pendirian RS darurat penganan covid-19 pemerintah memiliki dua opsi.

” Jadi sekali lagi kami memohon warga tidak melakukan reaksi berlebihan belum apa-apa sudah menolak, sebab kalau fasilitas dari pemerintah sudah terbatas maka tidak ada jalan lain,’’tuturnya.

Ema menambahkan, saat ini kapsitas dari rumah Sakit Hasan Sadikin dan RS Rotin Sulu sudah tidak bisa menampung lagi. Maka dari itu,  penambahan ruangan perawatan pasien covid-19 sedang dipikirkan.

“Mumpung sekarang ada menawarkan, mungkin nanti RS itu untuk bisa untuk warga juga yang statusnya dalam pemantauan atau pengawasan,’’pungkas Ema. (mg1/yan).

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan