Gubernur Ajak Warga yang Ekonominya Mampu untuk Bergerak Melalui Program Nasi Bungkus

BANDUNG – Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengagas untuk membuat program gerakan kemanusiaan untuk warga yang terkena dampak ekonomi dari penyebaran Covid-19.

Menurutnya, program yang diberi nama Gerakan Nasi Bungkus (Gasibu) akan melibatkan  semua pihak, mulai dari BUMD, mahasiswa, perusahaan swasta, sampai masyarakat umum.

’’Semuanya dapat berpartisipasi dalam program Gasibu itu,  Kemudian, akan ada dapur umum di setiap kelurahan di lima wilayah yang memberlakukan PSBB,’’kata pria yang akrab disapa kang Emil itu, ketika menyampaikan ketarangannya di  rumah dinas Gedung Pakuan Kota Bandung, Minggu, (12/4)

Kehadiran Gasibu dan dapur umum bertujuan untuk memastikan semua masyarakat Jabar dapat memenuhi kebutuhan pokok sehari-harinya.

Agar dua gerakan itu berjalan, Kang Emil meminta semua RW di Jabar, khususnya Bodebek, melaporkan dan mendata masyarakat yang memerlukan bantuan.

Emil menilai, gerakan nasi bungkus merupakan bantuan sosial untuk orang-orang yang membutuhkan makanan khususnya yang berada di jalan.

’’Jadi minimal perutnya tidak kosong. Akan ada dapur umum di kelurahan-keluruhan di lima daerah yang akan bagikan nasi bungkus kepada mereka yang kelaparan,” ucapnya.

Emil menuturkan, kepada mereka yang mampu menyumbang makanan atau nasinya atau apa, silahkan koordinasikan dengan RW masing-masing untuk membantu mereka yang mungkin tidak termasuk atau terlewatkan oleh bantuan formal.

’’Jadi, Jawa Barat insyaallah dijamin tidak ada mereka yang berkesusahan yang tidak dibantu oleh bantuan pemerintahan baik formal maupun non formal,” imbuhnya.

Emil menambahkan, Pemda Provinsi Jabar menerima aduan masyarakat yang membutuhkan bantuan, tapi belum terbantu, melalui aplikasi PIKOBAR (Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Jabar).

Hal tersebut bertujuan untuk memastikan semua masyarakat yang membutuhkan terbantu. Sehingga, warga yang merasa harusnya dibantu terlewatkan sana-sini dari 7 pintu masuk, juga bisa lapor di aplikasi PIKOBAR.

’’Nanti, aplikasi itu akan mengklarifikasi untuk membantu. Intinya adalah jangan khawatir tidak boleh ada orang kelaparan kesusahan karena sistem formal. Maka, kita bantu dengan sistem pengaduan lewat aplikasi agar disiplin dan terukur,” tutup kang Emil. (yan)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan