Ghosn In The Box

Peti itu langsung dimasuk­kan pesawat yang baru saja tiba dari Dubai. Yakni pesawat jet jenis Global 5000 buatan Bombardier –milik perusa­haan persewaan pesawat swasta Turki.

Peti itu cukup longgar untuk sosok Ghosn yang tidak ting­gi besar. Mungkin masih cu­kup ruang untuk memasukkan Bento secukupnya. Ditambah sake atau bir Asahi.

Mungkinkah tempat rahasia untuk masuk peti itu di salah satu gudang bandara?

Atau justru di suatu gudang sewaan dekat Tokyo?

Rasanya tidak mungkin tem­pat rahasia itu di dekat Tokyo. Perjalanan Tokyo-Osaka bisa 4 jam. Atau 6 jam –tergantung macet atau tidak.

Lebih enak kalau dari Tokyo naik sedan. Yang anti peluru. Warna hitam. Dengan film kaca yang gelap.

Tapi mungkin juga masuk petinya di dekat Tokyo. Agar dari Tokyo ke Osaka pakai mobil box barang. Yang lebih tidak menimbulkan kecuri­gaan. Siapa tahu ada peme­riksaan di jalan.

Tapi siapa yang mau perik­sa-periksa di suasana liburan tahun baru seperti itu. Di saat orang Jepang sendiri lagi he­boh dengan lomba lari Tokyo-Fujiyama pulang-pergi. Di­tambah heboh duel 4,5 jam penyanyi top laki-laki lawan penyanyi top perempuan.

Yang jelas scenario masuk peti seperti itu bisa meny­elamatkan banyak pihak. Pilot pesawat pasti selamat –meski sekarang ditahan po­lisi Turki. Petugas darat ban­dara Turki juga selamat –me­ski mereka juga ditahan.

Mereka bisa berdalih sama sekali tidak tahu kalau ada orang bernama Carlos Ghosn di pesawat itu.

Ghosn pasti sedapat mungkin tidak mengeluarkan suara. Selama peti itu diangkat-angkat di bandara. Tenggo­rokan tidak boleh gatal –yang hanya akan menimbulkan batuk.

Penyebab bersin pun juga harus sudah dihilangkan dari dalam peti.

Hanya petugas darat termi­nal Osaka yang repot: menga­pa tidak membuka peti hitam itu.

Tapi, ya itu tadi, pasti tidak ada barang berbahaya di peti itu. Begitu asumsi me­reka. Apa pun asumsinya pasti mereka bersalah.

Ternyata ada bom besar di dalam peti itu.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan