BANDUNG – Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung Ema Sumarna menyebutkan ada kemungkinan resesi ekonomi. Mengingat pertumbuhan ekonomi juga belum terjadi di Kota Bandung sejauh ini.
”Tapi tepat dan tidak saya tidak tahu, cuman saya hanya selintas saja. Kalau normal itu masih jauh tolak ukurnya mal,” katanya, di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana, Selasa (1/9).
Dia mencontohkan, masih kurangnya kunjungan ke mal yang sebelumnya sudah diberikan direlaksasi oleh Pemerintah Kota Bandung. Menurutnya, meski masyarakat tahu, namun masih banyak yang memilih tidak berkunjung ke Mal dengan alasan masih takut pandemi covid-19.
”Dari obrolan saja, dari teman-teman misalnya dia belum berani, dia tahu mal sudah dibuka, kemudian jam operasional juga tahu, begitu saya tanya pernah kesana dijawab belum karena masih ada rasa takut,” terangnya.
Tak hanya itu, lanjutnya, daya beli masyarakat yang saat ini bisa disebut melemah juga berakibat pada posisi Indonesia yang akan dihadapkan dengan resesi ekonomi.
”Atau kemungkinan kedua, memang daya beli masyarakat ini yang tidak dalam posisi menguntungkan. Jangankan barang sekunder, untuk primer saja mereka belepotan karena dari yang sudah dilakukan juga pengusaha lakukan efisiensi, mungkin sistem gaji dipangkas,” tuturnya.
Maka dengan adanya penurunan pendapatan, Ema berpendapat masyarakat harus bersikap cerdas. Harus benar-benar berhitung untuk berbelanja, mana yang dibutuhkan dan diperlukan, bukan hanya sekedar memenuhi kepuasan diri.
”Orang harus cerdas spending money dihitung mana yang benar dibutuhkan,” jelasnya.
”Itu menunjukkan mereka masih jauh lah menurut saya dari kondisi normal ideal, masalah nanti pemerintah dan institusi mengambil kebijakan bahwa saat ini kita dinilai A, B, C. Resesi belum sampai ke krisis, tapi saya tidak komen itu,” imbuhnya.
Dia mengaku lebih mementingkan ekonomi masyarakat agar terus meningkat.
”Tapi kalau kembali seperti dulu menurut saya masih jauh lah, tolak ukurnya saya lihat di mal dan kegiatan lain,” pungkasnya.(mg7/ziz)
