Ekonomi Jabar Terjun Bebas

BANDUNG – Pertumbuhan ekonomi di tengah pandemi virus korona terus bergejolak. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) sudah mengeluarkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III-2020 yakni minus 1% sampai minus 2,9%. Artinya di kuartal III-2020 yang berakhir di bulan September ini berada di area negatif, artinya Indonesia resesi.

Kepala Kantor Perwakilan BI Jawa Barat (Jabar) Herawanto menyebutkan, perekonomian pada triwulan II 2020 di wilayah Jabar terjadi kontraksi sebesar -5,98% (yoy).

Menurutnya, hampir semua sektor ekonomi di Jabar mengalami penurunan sebagai akibat pandemi terkecuali sektor pertanian dan sektor informasi komunikasi.

“Demikian dari sisi permintaan, seluruh komponen baik konsumsi, investasi, konsumsi pemerintah, ekspor maupun impor mengalami tekanan cukup dalam,” kata Herawanto dalam Kick Of West Java Economic Society yang digelar secara daring, Rabu (23/9).

Searah dengan pertumbuhan ekonomi yang mengalami penurunan, inflasi relatif terkendali. Pada Agustus 2020 tercatat mengalami deflasi 0,08% (mtm) atau secara tahunan sebesar 1,71% (yoy).

Dia mengatakan, deflasi ini perlu dicermati agar tidak menimbulkan tekanan yang terlalu besar pada daya beli produsen, petani maupun peternak mengingat hal ini dapat menjadi penghambat kontinuitas pasokan bahan pangan.

Lebih lanjut, agar aktivitas ekonomi di Jabar meningkat dengan diikuti penerapan protokol kesehatan, diperlukan dukungan dari berbagai pihak termasuk segenap civitas akademika perguruan tinggi.

Terpisah, Satgas Ketua Pokja Kajian Ekonomi dan Jasa Keuangan Jabar, Acuviarta Kartabi menilai, Pemprov Jabar harus melakukan langkah nyata untuk menghadapi ancaman ekonomi yang kini dalam posisi terpuruk. Ditambah lagi dengan dampak dari penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta yang berimbas pada turunnya ekonomi di Jabar.

“Saya kira dampaknya tentu sangat signifikan ya, karena kan dengan adanya PSBB, kemudian pembatasan orang yang secara otomatis di daerah itu ekonomi akan berkurang,” kata Acuviarta saat dihubungi.

Dia mengungkapkan, setiap akhir pekan lebih dari 30 persen ada pendatang baru dari Jakarta sebagai wisatawan domestik. Oleh karena itu, dampak secara langsung akan terasa di sektor pariwisata.

“Jadi saya kira secara langsung bahwa dampak daripada PSBB itu terhadap ekonomi Jabar akan sangat signifikan begitu ya,” ungkapnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan