Dorong Literasi Keuangan, Seribu Investasi Bodong Berhasil Ditutup

BANDUNG – Pemerintah Daerah Provinsi (Pemdaprov) Jawa Barat bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berkomitmen untuk memerangi investasi bodong yang kian meresahkan masyarakat.

Bahkan, Pemdaprov mendorong supaya literasi keuangan di Jawa Barat (Jabar) bisa berkembang supaya bisa menjangkau warga di daerah, salah dengan perlindungan konsumen di sektor keuangan.

Hal itu mengingat di Jabar masih banyak kasus penipuan atas transaksi jual beli atau pinjaman yang memakai teknologi digital/online. “Tantangan perlindungan konsumen di Jabar itu adalah literasi,” tegas Gubenur Jawa Barat, Ridwan Kamil, di Bandung, Selasa (11/2).

Emil sapaan akrabnya ini mengaku, tengah memaksimalkan potensi perdagangan online, serta mendorong pertumbuhan ekonomi melalui penguatan ekonomi kelas menengah.

“Kemudian perdagangan online ini sangat besar, khususnya di daerah-daerah perkotaan. Dimana online trading ini juga merupakan salah satu disrupsi digital yang sedang kita maksimalkan,” katanya.

Tidak hanya itu, pihaknya bersama dengan OJK didukung oleh anggota dewan terus memaksimalkan untuk meminimalisir maraknya investasi bodong.

“Supaya tidak banyak tipu-tipu investasi dari organisasi keuangan yang tidak jelas. Dan ini juga untuk penguatan umat,” ungkapnya.

Orang nomor satu di Jabar ini menuturkan, akan terus bersinergi dengan OJK dan industri keuangan di Jabar agar perlindungan konsumen bisa mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan konsisten.

“Tidak hanya fokus pada hal-hal yang sudah positif, kami dengan OJK juga tangani yang kurang positif. Seperti literasinya, teknisnya. Mudah-mudahan tahun depan bisa lebih baik,” tuturnya.

Terpisah, pada (30/1) kemarin, saat usai acara Peetemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan Jawa Barat, Anggota Dewan Komisioner OJK, Ahmad Hidayat mengaku bahwa masih ada yang menawarkan investasi dengan keuntungan yang tinggi.

“Saya rasa kemarin kalau kita lihat di koran masih ada saja yang menawarkan investasi yang tidak rasional, menjanjikan keuntungan yang tinggi dan ini merupakan salah satu indikator sebernanya buat masyarakat bahwa apabila ditawari investasi dengan keuntungan di atas rata-rata kewajaran mesti hati-hati,” katanya.

Karena, sambungnya, memang nanti ketika diinvestasikan kembali dan bisa mengembalikan lagi kepada masyarakat itu pasti susah.

Ahmad menyampaikan bahwa dari hasil data terdapat kurang lebih 1.000 investasi bodong telah ditutup oleh Satgas Waspada Investasi.

“Kemudian kedepannya kita harapkan investasi bodong tersebut bisa sedikit dan masyarakat semakin memahami tentang investasi bodong tersebut,” pungkasnya. (mg1/drx)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan