DKM Mukhlishiina Lahuddiin Gelar Salat Idul Fitri dengan Protokol Kesehatan

BANDUNG – Pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Mukhlishina Lahuddin Komplek Permata Biru, RW 24 Cinunuk, Cileunyi, menyelenggarakan salat Idul Fitri 1441 Hijriah, Minggu (24/5).

Salat Id dilaksanakan di dalam masjid dengan menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19 atau virus Korona.

Koordinator Bidang Dakwah dan Pendidikan DKM Masjid Mukhlishina Lahuddin Muhammad Helmi mengatakan, pelaksanaan salat Idul Fitri itu dilakukan secara berjamaah dengan mengacu pada Fatwa MUI Nomor 28 Tahun 2020.

Dengan fatwa MUI tersebut, menurut Helmi, pelaksanaan salat Idul Fitri 1441 H boleh dilaksanakan berjamaah baik di Lapangan, masjid, mushalla, atau tempat lainnya.

“Itu bagi kawasan yang sudah terkendali angka penularan Covid 19-nya menunjukan kecenderungan menurun dan adanya kebijakan kelonggaran aktivitas sosial yang memungkinkan terjadinya kerumuman berdasarkan ahli yang kredibel dan amanah” ujar Helmi, yang mengutip isi surat Fatwa MUI tersebut.

Sementara khotib salat Idul Fitri Dr H Hasan Basri M Ag memaparkan beberapa pion mengenai keutamaan Ramadan selama 30 hari berpuasa hingga merayakan lebaran.

Dosen Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung itu mengatakan, bahwa keutamaan berpuasa meningkatkan ketakwaan seseorang sehingga dapat meninggalkan hal-hal yang dilarang Allah.

“Untuk lebih taqorrub kepada –Nya. Orang yang berpuasa akan merasa Allah selalu mengawasinya, akan semangat melakukan amalan-amalan ketaatan,” kata Hasan Basri.

Menurut dia, bahwa dengan berpuasa maka jiwa seseorang lebih mudah dikendalikan dari hal-hal yang berbau negatif.  Sebab, beber dia, di balik berpuasa itu terpancar hikmah tersendiri bagi yang menunaikannya.

“Hati akan menjadi sibuk memikirkan hal-hal baik dan sibuk mengingat Allah SWT kalau sedang berpuasa. Dengan menahan diri orang dapat merasakan apa yang menjadi kekurangan dalam dirinya,  sehingga menjadikannya pandai bersyukur atas nikmat yang telah Allah berikan kepadanya,” tuturnya.

Tak hanya itu, imbuhnya, dengan berpuasa, akan mempersempit peredaran darah yang menjadi aliran setan. Sebagaimana ia mengutip sabda Rasulullah SAW: “Sesungguhnya setan mengalir dalam diri manusia pada tempat mengalirnya darah”.

“Maka puasa menjadi sia-sia apabila masih diisi dengan perbuatan-perbuatan buruk. Seharusnya setiap insan menjadi lebih baik setelah Ramadan,” pungkasnya. (tur/yan)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan