Disdik Bangun Inovasi dan Kolaborasi

“Dengan langkah kongkret inilah kita wujudkan melalui inovasi dan kolaborasi bersama. Jangan berpikir hanya menyelesaikan urusan tugas tapi hasil menjadi bagian penting,” ujar Dewi.

Dewi menuturkan, dalam mencapai visi Jabar Juara Lahir Batin, Disdik juga melaksanakan berbagai program unggulan. Di antaranya Sekolah Juara yakni sekolah dan ruang kelas baru, kelas pintar, sekolah gratis bagi yang membutuhkan.

Program lainnya Guru Juara yakni pemetaan rasio guru dan murid, subsidi untuk guru, tunjangan guru. Selain itu, Perguruan tinggi juara: perguruan tinggi sebagai center of excellence and innovation kelas pintar, desa binaan perguruan tinggi, perguruan tinggi di setiap kota/kabupaten.

Terakhir program SMK Juara yakni sertifikasi nasional untuk SMK, pembangunan dan revitalisasi SMK, SMK sesuai potensi ekonomi dan industri lokal.

“Harapannya kami tetap unggul dalam mencetak SDM tanpa melupakan budi pekerti dan ketakwaannya kepada Tuhan Yang Maha Esa,” ungkapnya.

Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat (Jabar) Setiawan Wangsaatmaja mengatakan, hampir setiap negara khususnya negara maju meyakini bahwa pembangunan di bidang pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam memajukan peradaban dan daya saing suatu bangsa.

Apalagi dengan hadirnya Revolusi Industri 4.0 yang memengaruhi cara perpikir, perilaku, dan karakter peserta didik, lanjut Setiawan, dibutuhkan inovasi-inovasi untuk membekali generasi muda agar menguasasi hard skill maupun soft skill sesuai potensinya masing-masing.

“Mau tidak mau pendidikan juga harus beradaptasi dengan apa yang menjadi isu global, regional, maupun nasional, bahkan di lokal sendiri,” kata Setiawan.

“Kalau seandainya pendidikan ini tidak dapat berubah dan masih tetap seperti ini, kita akan ketinggalan. Oleh karena itu, fenomena-fenomena yang ada saat ini harus menjadi dasar apapun yang harus kita ubah ke depan,” ujarnya.

Setiawan menambahkan, saat ini peserta didik didominasi dengan Generasi Z (anak kelahiran 1995-2014) yang terlahir di era digital bersamaan pesatnya perkembangan teknologi. Mereka pun lebih mudah dan cepat menyerap teknologi baru serta sangat akrab dengan gawai dan media sosial.

Maka, kondisi tersebut harus dimanfaatkan oleh sekolah dan para guru untuk menerapkan pendidikan berbasis teknologi digital maupun menciptakan inovasi-inovasi untuk menyesuaikan karakter Generasi Z.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan