Ciptakan Kompor Listrik Berdaya Rendah, Dinas ESDM Ingin Penggunaan Gas Berkurang

BANDUNG – Rencana konversi Kompor Gas ke kompor listrik terus digalakan oleh Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Jawa Barat. Hal ini dilakukan untuk mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap gas elpiji dan beralih ke kompor induksi sehingga bisa lebih ramah lingkungan.

Kepala Bidang (Kabid) Ketenagalistrikan Dinas ESDM Provinsi Jawa Barat, Ai Saadiyah Dwidaningsih mengungkapkan, program ini sebetulnya sudah dilaunching oleh Gubernur. Program ini juga sebagai kontribusi kita terhadap penurunan dampak gas rumah kaca.

Ai mengaku, pihaknya sudah melakukan uji coba kepada masyarakat serta sudah melakukan kerja sama dengan pihak ITB. Karena katanya, sekarang itu kompor induksi masih dijual dengan harga yang cukup mahal untuk kelompok masyarakat.

“Padahal arahan dari bapak Gubernur bahwa program ini jangan dipisah-pisah jangan hanya untuk masyarakat tertentu saja tapi suatu program gubernur itu harus dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat,” kata dia kepada wartawan Senin, (11/2)

Menurutnya, Kompor listrik ini dibuat atas kerjasama dengan Intitute Teknologi Bandung (ITB) dengan konsumsi berdaya rendah, sehingga bisa dinikmati oleh masyarakat menengah bawah.

“Nah, Alhamdulillah mungkin prototail ini selesai dibulan ini, nanti kita akan coba tawarkan secara bisnis karena memang kompor ini tentunya harus diproduksi juga agar bisa dimanfaatkan oleh masyarakat intinya program ini berjalan terus bahkan tim sosialisasi kompor induksi ini sudah ditetapkan oleh bapak gubernur,” sambungnya.

Ai menurutkan, program ini diperkuat dengan SK Gubernur serta melibatkan banyak sekali pihak terkait mulai dai OPD provinsi dan lainnya.

“Nanti kita secara intensif melakukan sosialisasi kepada masyarakat bahkan mungkin kita bisa mengulangi lagi apa yang sudah kita lakukan di tahun lalu,” tuturnya.

Tahun kemarin, ujar dia, kompor induksi sudah diberikan kepada masyarakat. Namun berdaya rendah, tentunya hasil rekayasa yang dilaksanakan oleh tim ITB.

“Untuk targetan sebenarnya dari sisi jumlah itu belum kita tetapkan kita masih melakukan evalusi dari sisi alatnya dulu tapi intinya ketika prototipe ini sudah selesai ditahun ini kita akan lakukan uji coba produksi. Kemudian kita akan coba untuk memberikan hak karya intelektual terhadap produksi tersebut terus kita akan coba memetakan jumlah masyarakat yang menjadi target mungkin kita akan lakukan sehingga bisa digunakan masyarakat tersebut,” pungkasnya. (mg1/drx)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan